Panglima TNI Tak Akan Ampuni Prajurit Yang Ikut Terlibat Penganiayaan di Medan - Commando

Panglima TNI Tak Akan Ampuni Prajurit Yang Ikut Terlibat Penganiayaan di Medan - Commando

C0MANDO.COM - JAKARTA - Markas Besar Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara telah berjanji akan menjatuhkan sanksi tegas kepada semua anggotanya yang terbukti melakukan tindak kekerasan kepada  warga Sari Rejo, Medan, Sumatera Utara, Yang saat itu diketahui Jika prajurit Pangkalan Udara Soewondo Medan terlibat Aksi bentrok dengan warga Sari terkait dengan sengketa tanah, Pada Hari Senin (15/8) Lalu.

Panglima TNI Tak Akan Ampuni Prajurit Yang Ikut Terlibat Penganiayaan di Medan - Commando

Baca Juga :
Ditempatkan Di Luar Tenda, Veteran : "Ndak Apa, Kami Di Belakang Saja". Dengan Wajah Sendu 
Komnas HAM : Penganiayaan Yang Dilakukan TNI AU Di Medan Bukan Pelanggaran HAM Berat 
Di Hari Kemerdekaan Banyak Koruptor Mendapat Remisi Enak Bener yak - Commando

“Proses penyelidikan sedang berlangsung untuk mengetahui siapa-siapa saja yang terbukti bersalah, baik masyarakat maupun prajurit TNI AU,” kata Kepala Dinas Penerangan AU Marsma Jemi Trisonjaya di Jakarta seperti dilansir Antara.

Bahkan Kepala Dinas Penerangan AU Marsma Jemi  Juga Menambahkan Jika Bahwasannya, Pihak TNI Angkatan Udara Tidak akan pernah Menutup Nutupi Kesalahan Anggotanya Agar Kejadian ini tidak Terulang lagi karena semua memiliki kedudukan yang sama di mata Hukum !

“Tidak ada prajurit TNI AU yang kebal hukum. Semua memiliki kedudukan sama di mata hukum,” ujar Jemi.

Kepala Dinas Penerangan AU Marsma Jemi  Juga Menuturkan Jika Awal Mula Terjadinya bentrokan antara warga Sari Rejo dengan prajurit TNI Angkata Udara Berawal dari Provokasi Oknum yang tidak Bertanggung JAWAB Yang Menyebarkan Kabar Jika TNI AU akan menggusur tanah milik warga untuk dijadikan rumah susun Untuk prajurit. Padahal yang Sebenarnya rusun yang akan dibangun tersebut akan dibangun di kawasan lahan yang tak didiami.

Warga yang sudah terprovokasi melakukan Unjuk rasa dengan cara menutup akses jalan Bahkan membakar ban dan kayu. Aksi Yang Dilakukan Warga ini Mendapat Respon Dari Prajurit yang kebetulan sedang bertugas menjaga tanah negara seluas 5,6 hektare di Kawasan Sari Rejo. Tentara yang sedang bertugas ini langsung memadamkan api dengan alasan lokasi aksi bakar ban dekat dengan gardu listrik.

Warga lantas diminta mundur oleh pihak Tni, Namun aksi saling dorong Tak Terhindarkan antara warga dengan tentara. Parahnya saat situasi makin memanas ada warga yang melempar batu ke arah prajurit AU. Batu yang di lempar warga tersebut ternyata, mendarat di kepala Kopda Wiwin.

Yang Menyebabkan Bentrokan menjadi semakin tak terkendali, karena diwarnai penganiayaan prajurit AU kepada dua wartawan yang sedang meliput kejadian tersebut.

Jemi mengaku menyesalkan peristiwa itu. “Kami prihatin. Mestinya untuk menyelesaikan persoalan sengketa tanah digunakan jalur hukum, bukan dengan aksi demonstrasi menutup akses jalan umum. Sebab berpotensi anarki dan mengganggu ketertiban serta hak masyarakat untuk menggunakan jalan.”

Menurut Jemi, persoalan sengketa tanah antara TNI AU dengan masyarakat Sari Rejo Medan sesungguhnya sudah beres pada 1995, ketika Mahkamah Agung memutuskan status tanah itu merupakan milik Kementerian Pertahanan, dalam hal ini TNI AU, yakni Lanud Soewondo Medan, dengan hak garap ada pada masyarakat.

“Bila semua pihak memahami ini, sengketa tanah seluas 5,6 hektare antara TNI AU dengan masyarakat tidak perlu dibesar-besarkan,” kata dia.


Karena Hal ini Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo Meminta Maaf
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo meminta maaf kepada seluruh warga Sari Rejo dan dua jurnalis yang menjadi korban penganiayaan prajurit AU. Ia juga menjamin pelaku akan dihukum setelah investigasi rampung.


“Saya mohon maaf atas perbuatan kurang menyenangkan dari prajurit-prajurit saya. Kami sudah membentuk tim investigasi yang akan menyampaikan apa yang terjadi. Tim sedang bekerja,” kata Gatot di Jakarta, kemarin.

Wakil Ketua Komisi I DPR Hanafi Rais meminta prajurit yang terlibat penganiayaan ditunda kenaikan pangkatnya atau dipecat. Ia mengecam kekerasan oleh TNI.

“Meski militer, TNI dalam menjalankan tugasnya harus mengedepankan pendekatan humanis,” kata putra Amien Rais itu.

Warga korban kericuhan melaksanakan upacara bendera memperingati HUT RI ke-71 di lapangan terbuka di Kelurahan Sari Rejo, Medan, Rabu (17/8). (ANTARA/Irsan Mulyadi) Investigasi atas insiden Sari Rejo juga dilakukan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia untuk mengungkap fakta guna membantu menyelesaikan persoalan sengketa tanah, dan menjamin kepastian hukum dan keadilan bagi semua pihak.

“Pemantauan dilakukan sampai 20 Agustus 2016. Kami berharap tercipta kondisi aman dan damai antara masyarakat dan aparat sebagai abdi negara,” kata Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai.

Terkait kasus tersebut, Jumat siang ini (19/8), Kapolresta Medan Kombes Mardiaz Kusin Dwihananto turun ke lokasi kejadian di Sari Rejo.

Sumber : CNN 

Berkomentarlah Dengan Bijak
EmoticonEmoticon