TNI ke OPM: Jangan Cengeng, Baru Dapat Isu Bom, Langsung Minta Bantuan!

TNI ke Organisasi Papua Merdeka: Jangan Cengeng, Baru Dapat Isu Bom, Langsung Minta Bantuan!

Tentara Nasional Indonesia (TNI) membantah menggunakan bom dalam memburu kelompok Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM).

Kapendam XVII Cendrawasih, Muhammad Aidi, mengatakan pihaknya hanya memakai granat tangan dan pelontar. Dia "berpesan kepada TPNPB-OPM agar tak ciut" menghadapi serangan aparat.

"Granat tangan dan pelontar dimiliki seluruh pasukan infanteri. Tapi yang gembor-gembor melawan TNI siapa? Artinya kalau gitu, harusnya dia (TPNPB-OPM) siap melawan seluruh kekuatan TNI," ujar Muhammad Aidi kepada BBC News Indonesia, Jumat (14/12).

"Jadi (TPNPB-OPM) jangan cengeng. Baru dapat isu bom, langsung berkoar-koar minta bantuan. Seolah-olah mereka yang teraniaya," sambungnya.

Meski menggunakan granat, tapi Aidi mengklaim pihaknya belum memberlakukan operasi tempur melawan TPNPB-OPM.

Aparat, kata dia, masih melakukan proses evakuasi terhadap dua pekerja PT Istaka Karya yang hingga kini belum diketahui keberadaannya.

Organisasi Papua Merdeka yang menuntut pemisahan Papua dari Indonesia, apa dan siapa mereka?
TNI jawab pembunuhan pekerja di Papua: 'Siapa yang binatang, siapa yang bunuh secara biadab?'
Penembakan Nduga: Urgensi dan dampak jika Papua jadi daerah operasi militer Dia mengatakan, setiap kali mencoba mengevakuasi, aparat selalu diserang. Dalam catatannya, empat anggota TNI terkena tembakan, satu di antaranya meninggal.

Selain itu, satu personel Brimob juga mengalami hal serupa.

Pasca insiden pembunuhan pekerja PT Istaka Karya, aparat mendirikan tiga pos gabungan TNI-Polri di Distrik Yigi hingga Mbua. Setiap pos, berisi 30-an personel dari masing-masing kesatuan.

"Pos itu sementara dalam rangka evakuasi dan penindakan hukum."

Prajurit TNI berdoa sebelum menaiki helikopter dengan tujuan di Wamena, Papua, Rabu (05/12). Aparat gabungan terus berusaha mengatasi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang diduga telah menewaskan belasan karyawan PT Istika Karya.
Sebelumnya, kelompok TPNPB-OPM menyebut pasukan keamanan Indonesia "menjatuhkan bom menggunakan helikopter di perkampungan warga" Kabupaten Nduga.

Disebutkan, "enam orang meninggal terkena tembakan dan masyarakat yang berada di Distrik Mbua, Yigi, dan Dhal, mengungsi ke hutan".

"TNI-Polri harus menghentikan operasi militer di Nduga, karena operasi itu mengorbankan masyarakat sipil di wilayah yang dikuasai militer Indonesia," ujar Juru Bicara TPNPB, Sebby Sambom, dalam laporannya kepada media yang disertai sejumlah foto korban tembakan granat aparat, Jumat (14/12).

Jemaat Gereja Kemah Injil terkena tembakan aparat
Pendeta Gereja Kemah Injil, Deserius Adii, menyebut seorang jemaatnya bernama Julianus Tabuni, "meninggal terkena tembakan ketika aparat keamanan" yang mencari kelompok TPN-OPM di Distrik Mbua, Kabupaten Nduga.

Berdasarkan informasi dari jemaatnya di Distrik Mbua, "penembakan terjadi ketika jemaatnya sedang menggelar ibadah di halaman gereja".

"Dari laporan yang saya terima kemarin, ada tiga warga yang dapat tembak. Tapi saya hanya kenal Julianus, jemaat kami. Penyebabnya belum tahu, mungkin salah tembak atau apa," tukas Deserius Adii saat dihubungi lewat sambungan telepon kepada BBC News Indonesia.

Siapa Egianus Kogoya, 'otak' serangan pekerja proyek di Papua
Pembunuhan pekerja Papua: Lima hal pokok sejauh ini
Pekerja selamat dari pembunuhan di Papua, dua rekannya 'ditembak duluan'


Imbas dari aksi pembunuhan terhadap pekerja PT Istaka Karya dan berlanjut pada pengejaran anggota TPN-OPM, kata Adii, sebagian besar penduduk setempat mengungsi ke hutan.

Ia khawatir dengan kondisi mereka.

"Saya khawatir soal makanan mereka, sebab kalau mereka ke pos TNI nanti dicurigai keluarga TPN-OPM," imbuhnya.

Informasi lain disampaikan Kepala Kantor Perwakilan Komnas HAM Papua, Fritz Ramandey, yang mengatakan "dua warga di Distrik Yigi ditemukan meninggal".

Pasukan Brimob dari Timika tiba di Wamena, Selasa (04/12). Pasca penembakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) terhadap karyawan PT Istika Karya saat melakukan pengerjaan jalur Trans Papua, jumlah aparat keamanan ditambah.
Namun apa penyebab kematian itu, ia belum bisa memastikan. Berdasarkan laporan anggotanya di lapangan, kemungkinan hal itu berkaitan dengan pengejaran kelompok TPN-OPM oleh aparat.

Sebab, kata Fritz, sebagian warga di Distrik Mbua diketahui mengungsi akibat aksi saling tembak antara aparat dan TPN-OPM.

"Di Mbua ada penembakan tanggal 4 Desember lalu. Helikopter aparat ditembaki, sehingga beberapa warga pergi dari rumahnya," ujar Fritz Ramandey kepada BBC News Indonesia.

Hanya saja kabar tewasnya warga sipil tersebut diklaim oleh Kapendam XVII Cendrawasih, Muhammad Aidi, sebagai ulah kelompok TPN-OPM yang kerap mengajak masyarakat melawan aparat.

Kata dia, baik TNI maupun Polri tidak akan sembarangan melukai masyarakat, sebab sesuai arahan target serangan adalah kelompok bersenjata.

Penembakan Nduga: Beda dengan teroris, gerilyawan Papua punya 'hubungan dengan warga'
Kerumitan masalah Papua di balik penembakan di Nduga
Kontak senjata TNI-OPM kembali terjadi di Papua, lima tentara cedera
"Kalau ternyata ada jatuh korban dari sipil, tidak mungkin masyarakat. Pasti kelompok mereka. Karena kami diserang, kami melakukan balas tembakan. Kalau ada yang jatuh korban dan diklaim masyarakat, berarti mereka mengajak masyarakat untuk melakukan penyerangan," ujar Muhammad Aidi.

Ia juga menyebut warga di Distrik Yigi dan Mbua, yang sebelumnya mengungsi sudah kembali. Bahkan aktivitas sosial dan ekonomi di dua distrik itu berjalan normal.

Seorang aktivis Kemerdekaan Papua bersimpuh saat aksi demonstrasi di Jakarta pada 3 April 2017.
"Sekarang aktivitas sosial sudah berjalan lancar. Roda ekonomi juga begitu," jelas Aidi sembari meminta berbagai pihak yang mengetahui adanya warga sipil menjadi korban agar dilaporkan.

"Jadi jangan seakan-akan menuduh aparat keamanan. TNI profesional, kita melindungi rakyat," imbuhnya.
TNI ke Organisasi Papua Merdeka: Jangan Cengeng, Baru Dapat Isu Bom, Langsung Minta Bantuan!
Komnas HAM minta TNI-Polri tak serampangan
Kepala Kantor Perwakilan Komnas HAM Papua, Fritz Ramandey, mengatakan sudah berkali-kali menyampaikan kepada Kapolda Papua dan Panglima TNI agar tidak mengabaikan keselamatan warga sipil dalam menindak kelompok TPN-OPM.

Tapi ia ragu permintaan itu akan dilakukan.

Apalagi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto, bersikeras tidak akan berunding dengan kelompok bersenjata di Papua yang disebutnya sebagai "kelompok kriminal".

"Saya tidak akan berdiskusi dengan kriminal. Mereka mau klaim apa tidak akan saya jawab karena pasti gak benar, mereka melakukan suatu propanda, membuat masyarakat resah dan ketakutan. Untuk apa saya jawab! Yang jelas mereka kriminal. Mereka melakukan kejahatan di luar batas kemanusiaan. Ini harus kita lawan!" ujar Wiranto kepada wartawan di Jakarta, pada Selasa (11/12).

Wiranto, kata Fritz, dengan latarbelakang mantan panglima TNI, sudah pasti menggunakan pendekatan militer ketimbang kemanusiaan dalam mengambil keputusan.

"Kalau saya lihat Wiranto, dia punya perspektif sendiri untuk menyelesaikan tindakan-tindakan ini."

sumber : bbc

Payah! Diserbu TNI, KKB Pimpinan Egianus Kogoya NGACIR Melarikan Diri!

Payah! Diserbu TNI, KKB Pimpinan Egianus Kogoya NGACIR Melarikan Diri!


Tim gabungan TNI beserta Polri terus berupaya meringkus Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya.

Sekarang ia menjadi buronan paling di cari di Irian Jaya lantaran aksi biadab membunuh 19 pekerja Trans Papua PT Istaka Karya.

Egianus Kogoya dan komplotannya telah melakukan pelanggaran HAM berat.

Dikutip dari Kompas.com, Selasa (11/12) Menko Polhukam Wiranto kemudian angkat bicara mengenai usaha penangkapan Egianus baik dalam keadaan hidup maupun mati di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Selasa (11/12).

Wiranto menyebut musuh sempat melakukan perlawanan kepada aparat namun sejurus kemudian melarikan diri.

"Musuh saat ini yang mencoba melakukan perlawanan telah melarikan diri sedang dilakukan pengejaran oleh aparat penegak keamanan," ujar Wiranto.


Wiranto yang pernah menjadi Panglima ABRI kala krisis Timor Timur ini juga mengungkapkan kalau aparat TNI-Polri yang mengejar KKSB Egianus Kogoya menggunakan granat pelontar.

Wiranto juga membantah isu jikalau aparat gabungan menggunakan bom dalam melakukan pengejaran KKSB Egianus Kogoya.

Yang menjadi asumsi pihak KKSB kalau aparat menggunakan bom ialah suara granat pelontar dan bom jika didengar sama.

"Kalau bom dijatuhkan dari udara, ini dilontarkan dari senapan. Jadi jangan sampai ada berita simpang-siur," kata Wiranto. 
Payah! Diserbu TNI, KKB Pimpinan Egianus Kogoya NGACIR Melarikan Diri!
Sementara itu tim gabungan TNI-Polri telah mengidentifikasi 17 orang meninggal akibat pembantaian ini.

Sebelumnya juga beredar postingan akun facebook Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) yang menyatakan siap berperang dengan militer Indonesia.

Namun mereka menawar jika TNI tak boleh pakai helikopter dan bom.

TPNPB Egianus Kogoya baru mau meladeni peperangan jika TNI-Polri sama-sama bersenjatakan senapan persis seperti yang mereka pakai.(*)


Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Diserbu TNI, KKB Pimpinan Egianus Kogoya Melarikan Diri, http://jabar.tribunnews.com/2018/12/11/diserbu-tni-kkb-pimpinan-egianus-kogoya-melarikan-diri.

Editor: Ravianto

Korban Selamat KKB Papua Asal Garut Akhirnya Bertemu Keluarga

Korban Selamat KKB Papua Asal Garut Akhirnya Bertemu Keluarga

Bandung - Irawan Maulana (22) korban selamat penembakan sadis kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua akhirnya kembali ke pelukan keluarganya. Kepulangan Irawan difasilitasi Polda Jabar.

Irawan tiba di Mapolda Jabar, Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung, Selasa (11/12/2018) pukul 08.10 WIB. Kedatangannya disambut Kapolda Jabar Irjen Agung Budi Maryoto dan keluarganya.

Keluarganya lebih dulu datang dan menanti kedatangan pemuda warga Kampung Papandak, Desa Sukamenak, Kecamatan Wanaraja, Garut tersebut. Irawan yang mengenakan jaket abu-abu langsung memeluk satu per satu keluarganya.

Korban Selamat KKB Papua Asal Garut Akhirnya Bertemu KeluargaFoto: Mukhlis Dinillah

Kedatangan Irawan disambut isak tangis keluarganya. Irawan mengaku bersyukur bisa kembali dengan selamat tanpa kekurangan apapun dan berkumpul dengan keluarganya lagi.

"Terimakasih pada petugas TNI dan Polri yang sudah membebaskan saya," ucap Irawan kepada awak media.
Korban Selamat KKB Papua Asal Garut Akhirnya Bertemu Keluarga
Kapolda Jabar Irjen Agung Budi Maryoto mengaku akan mengantarkan Irawan dan keluarganya pulang ke Garut. Ia bersyukur Irawan bisa kembali dengan selamat.

"Kami akan antar ke Garut setelah ini. Kami bersyukur Irawan sudah kembali dengan keluarganya," kata Agung.

Korban Selamat KKB Papua Asal Garut Akhirnya Bertemu KeluargaFoto: Mukhlis Dinillah

Irawan merupakan salah satu korban selamat penembakan KKB di Kabupaten Nduga, Papua. Selama 8 bulan di Papua, Irawan bertugas memasang kabel Telkom di salah satu provider di pembangunan PT Istaka Karya.

JK soal Opsi Dialog ke KKB Papua: Apa Lagi yang Bisa Didialogkan?

JK soal Opsi Dialog ke KKB Papua: Apa Lagi yang Bisa Didialogkan?


Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) memandang tidak ada lagi yang bisa didialogkan dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua. Menurut JK, sudah banyak hal yang diberikan kepada Papua.

"Opsi dialog (dengan KKB) itu juga pertanyaannya, apanya lagi yang bisa didialogkan? Semua sudah dikasih ke daerah (Papua) terkecuali kemerdekaan," kata JK di Istana Wapres, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (11/12/2018).

JK mengungkapkan dana untuk pembangunan di Papua sudah diberikan lebih besar daripada sebelumnya.


"Orang mengira kita ini merampok kekayaan Papua, kita contoh yang paling sering dibicarakan Freeport. Freeport itu pada tahun lalu hanya membayar pajak royalti sedikit di atas Rp 10 triliun. Dan dulu pernah Rp 18 triliun, sekarang di bawah. Yang lainnya katakanlah penghasilan ke pusat mungkin Rp 20-25 triliun," ungkap JK.

Pemerintah pusat, dikatakan JK, memberi dana hampir Rp 100 triliun ke Papua setiap tahun. Oleh karena itu, JK tak setuju bila ada pernyataan Indonesia mengambil kekayaan Papua.

"Sama sekali tidak, justru kita mensubsidi Papua luar biasa. Sama kita menyubsidi Aceh juga, seperti itu, jadi tidak benar itu seperti itu," ujar JK.

JK soal Opsi Dialog ke KKB Papua: Apa Lagi yang Bisa Didialogkan? Noval Dhwinuari Antony - detikNews Share 0Tweet Share 08 komentar JK soal Opsi Dialog ke KKB Papua: Apa Lagi yang Bisa Didialogkan? Wapres Jusuf Kalla (Bagus Prihantoro Nugroho/detikcom) FOKUS BERITA:Pekerja Trans Papua Dibunuh Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) memandang tidak ada lagi yang bisa didialogkan dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua. Menurut JK, sudah banyak hal yang diberikan kepada Papua.  "Opsi dialog (dengan KKB) itu juga pertanyaannya, apanya lagi yang bisa didialogkan? Semua sudah dikasih ke daerah (Papua) terkecuali kemerdekaan," kata JK di Istana Wapres, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (11/12/2018).  JK mengungkapkan dana untuk pembangunan di Papua sudah diberikan lebih besar daripada sebelumnya.  Baca juga: Soal Penembakan KKSB Papua, JK: Anti Pemerintah Pelanggar HAM  "Orang mengira kita ini merampok kekayaan Papua, kita contoh yang paling sering dibicarakan Freeport. Freeport itu pada tahun lalu hanya membayar pajak royalti sedikit di atas Rp 10 triliun. Dan dulu pernah Rp 18 triliun, sekarang di bawah. Yang lainnya katakanlah penghasilan ke pusat mungkin Rp 20-25 triliun," ungkap JK.  Pemerintah pusat, dikatakan JK, memberi dana hampir Rp 100 triliun ke Papua setiap tahun. Oleh karena itu, JK tak setuju bila ada pernyataan Indonesia mengambil kekayaan Papua.  "Sama sekali tidak, justru kita mensubsidi Papua luar biasa. Sama kita menyubsidi Aceh juga, seperti itu, jadi tidak benar itu seperti itu," ujar JK.  Baca juga: Dirjen Otda Kemendagri Dukung Dana Otsus Papua Diperpanjang  "Jadi kalau kita mau mendialogkan, apanya lagi yang bisa didialogkan? Pemerintahan politik sudah diserahkan," lanjut JK.  JK melanjutkan otonomi Papua mengatur setiap kepala daerah, baik gubernur maupun bupati, harus merupakan orang asli Papua. Hal ini berbeda dengan daerah lain.  "Jadi politik sudah dikasih, ekonomi sudah dikuasai. Apanya lagi yang bisa didialogkan coba? Semua sudah maksimum, jadi sudah berkali-kali ada pembicaraan seperti itu," ucapnya.  Baca juga: Kenapa Egianus Kogoya Pimpinan KKB Papua 'Licin' Ditangkap?  Menurut JK, yang perlu dipahami oleh tiap pimpinan di Papua saat ini adalah terwujudnya birokrasi yang bersih. Hal ini agar apa yang telah diberikan pemerintah pusat betul-betul dinikmati masyarakat Papua.  "Tapi pengertiannya kadang-kadang berbeda, kita membangun jalan Trans Papua, kita mau menganggap bahwa itu penting untuk kemajuan Papua. Tapi pihak yang memberontak mengatakan 'wah, itu nanti masuk orang luar Papua lebih banyak lagi'. Itu semua juga menjadi dilema-dilema," imbuhnya.  (nvl/jbr)
"Jadi kalau kita mau mendialogkan, apanya lagi yang bisa didialogkan? Pemerintahan politik sudah diserahkan," lanjut JK.

JK melanjutkan otonomi Papua mengatur setiap kepala daerah, baik gubernur maupun bupati, harus merupakan orang asli Papua. Hal ini berbeda dengan daerah lain.

"Jadi politik sudah dikasih, ekonomi sudah dikuasai. Apanya lagi yang bisa didialogkan coba? Semua sudah maksimum, jadi sudah berkali-kali ada pembicaraan seperti itu," ucapnya.


Menurut JK, yang perlu dipahami oleh tiap pimpinan di Papua saat ini adalah terwujudnya birokrasi yang bersih. Hal ini agar apa yang telah diberikan pemerintah pusat betul-betul dinikmati masyarakat Papua.

"Tapi pengertiannya kadang-kadang berbeda, kita membangun jalan Trans Papua, kita mau menganggap bahwa itu penting untuk kemajuan Papua. Tapi pihak yang memberontak mengatakan 'wah, itu nanti masuk orang luar Papua lebih banyak lagi'. Itu semua juga menjadi dilema-dilema," imbuhnya.
(nvl/jbr)

Kejar Teroris OPM di Papua, 2 Anggota TNI Tertembak

Kejar Teroris OPM di Papua, 2 Anggota TNI Tertembak

Jayapura - Dua anggota TNI dilaporkan terluka dalam kontak tembak dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Yigi, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua, Selasa pagi. Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Muhammad Aidi membenarkan hal itu ketika dikonfirmasi Antara dari Jayapura.

"Dua anggota yang terluka akibat terkena tembakan yakni Pratu Budi, dan Praka Aswad, namun keduanya dalam kondisi stabil," kata Kolonel Aidi, Selasa (11/12/2018).

Kontak tembak terjadi sekitar pukul 06.20 WIT dan kini kedua anggota TNI yang terluka itu masih berada pos Yigi.
Baca juga: Korban Selamat KKB Papua Asal Garut Akhirnya Bertemu Keluarga

Insiden kontak senjata itu terjadi saat pasukan gabungan TNI-Polri hendak mengejar para anggota KKSB yang pada 2-3 Desember lalu membunuh sedikitnya 17 orang warga sipil dan seorang anggota TNI.
Kejar Teroris OPM di Papua, 2 Anggota TNI Tertembak
Belasan warga sipil korban pembunuhan KKSB itu merupakan para pekerja jembatan di jalur transPapua di Yigi, Kabupaten Nduga.
Baca juga: Wiranto: 4 Korban KKB Papua yang Dibacok Masih Dicari

Sedangkan anggota TNI yakni Serda Handoko sedang menempati pos jaga di Distrik Mbua.

Selain itu, KKSB juga melukai tiga orang karyawan dan dua anggota TNI/Polri yang hingga kini masih dirawat di RS Charitas di Timika.

Gerombolan Tukang Parkir Keroyok 2 Anggota TNI, Marah Tak Terima Ditegur

Gerombolan Tukang Parkir Keroyok 2 Anggota TNI, Marah Tak Terima Ditegur

JAKARTA - Sejumlah tukang parkir liar mengeroyok dua anggota TNI di halaman parkir ruko Arumdina, kawasan Cibubur, Ciracas, Jakarta Timur. Pengeroyokan ini terjadi pada Senin (10/12/2018) sore sekitar pukul 15.30 WIB.

Kejadian itu berawal saat seorang anggota TNI AL, Kapten Komarudin, tengah memarkirkan motor yang ia tumpangi bersama anaknya di depan sebuah minimarket. Saat hendak parkir, sang anak melihat knalpot motornya mengeluarkan asap.

Sontak Kapten Komarudin langsung jongkok memeriksa bagian mesin motornya. Saat tengah memeriksa motor itulah tiba-tiba seorang tukang parkir datang, menggeser kendaraan anggota TNI itu hingga membentur kepala Kapten Komarudin.

Kapten Komarudin pun menegur tukang parkir tersebut. Namun, tukang parkir itu tidak terima ditegur sehingga terjadi cekcok mulut antar keduanya. Akibat cekcok tersebut, sejumlah rekan tukang parkir ini menghampiri mereka.
Gerombolan Tukang Parkir Keroyok 2 Anggota TNI, Marah Tak Terima Ditegur
Bukannya melerai, gerombolan itu malah mengeroyok Kapten Komarudin.

"Jadi kemarin ada kesalahpahaman antara tukang parkir dengan anggota TNI sehingga terjadi cekcok," ucap Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Pol Tony Surya Putra, Selasa (11/12/2018).

Tak lama berselang, melintas seorang anggota TNI AD bernama Pratu Rivonanda melihat kejadian tersebut. Pratu Rivonanda berasal dari kesatuan Kes Dronkavser Paspampres. Melihat seorang anggota TNI berpakaian dinas dikeroyok oleh tujuh hingga sembilan warga, dia langsung berusaha melerainya.

Bak kemasukan setan, sejumlah tukang parkir itu malah ikut mengeroyok Pratu Rivo.

"Anggota TNI itu tidak mukul. Justru tukang parkir yang agresif sehingga ada keributan," ujar Kombes Tony di Mapolres Metro Jakarta Timur.

Setelah beberapa kali menerima pukulan dari para tukang parkir, akhirnya Pratu Rivo berhasil menyelamatkan Kapten Komarudin beserta anaknya menggunakan sepeda motor.

Dia membawa keduanya ke Barak Remaja Paspampres KPAD Cibubur.

"Kasus ini sudah ditangani Polsek Ciracas. Kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikan secara kekeluargaan," ucap Kombes Tony.

Menurutnya, perdamaian kedua pihak dimediasi langsung Kapolsek Ciracas Kompol Agus Widar pada Selasa (11/12/2018) dini hari sekira pukul 02.00 WIB.

"Meski ada unsur pidana, yaitu pengeroyokan, tapi ketika korban mau damai dan menyelesaikan secara kekeluargaan, pihak kepolisian akan memfasilitasinya," sambung dia.

Pantauan TribunJakarta.com di lokasi pada Selasa siang, belasan anggota TNI masih terlihat berjaga di sekitar pertokoan Arundina.

Warga setempat, Andika (20), menuturkan anggota TNI tersebut sudah berjaga di sekitar lokasi tak lama sejak peristiwa pengeroyokan.

"Sudah dari kemarin ramainya. Senin sore kejadian, malam sudah jaga di sini sampai sekarang," ucap Andika.

Sejak peristiwa pengeroyokan para tukang parkir yang biasa bekerja di pertokoan Arundina tak lagi nampak.


"Kalau tukang parkir yang ngeroyok sih sudah kabur, enggak tahu kemana," ujarnya.

"Sepertinya takut karena banyak anggota yang nyari," tambah dia. (tribunjakarta/dionisius arya)

Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Gerombolan Tukang Parkir Keroyok 2 Anggota TNI, Marah Tak Terima Ditegur, http://jateng.tribunnews.com/2018/12/12/gerombolan-tukang-parkir-keroyok-2-anggota-tni-marah-tak-terima-ditegur?page=all.

Editor: abduh imanulhaq

SIMAK! Ultimatum dari Kodam Cenderawasih untuk KKB Nduga!

SIMAK! Ultimatum dari Kodam Cenderawasih untuk KKB Nduga!

 Kodam Cenderawasih menyebut aksi yang dilakukan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Kabupaten Nduga, Papua, merupakan aksi seorang pengecut. Ini terbukti dengan KKB melakukan kekerasan kepada pekerja Istaka Karya di Puncak Bukit Kabo, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga. 
Menurut Kapendam XVII/Cenderawasih, Kolonel Inf Muhammad Aidi, warga sipil yang diserang KKB, yakni pekerja PT Istaka Karya, sama sekali bukan pihak yang mengancam keberadaan KKB.

“Padahal, para pekerja Istaka Karya telah menyumbang bahan makanan untuk acara bakar batu dalam rangka memperingati 1 Desember, yang diklaim oleh KKB sebagai hari kemerdekaannya. Malah KKB membunuh para pekerja secara sangat sadis. Ini adalah sikap pengecut dan tidak punya harga diri,” kata Aidi, Minggu (9/12/2018).


SIMAK! Ultimatum dari Kodam Cenderawasih untuk KKB Nduga!


Aidi juga mengatakan, dalam keadaan seperti ini, akan ada pihak-pihak yang justru menyudutkan aparat jika mengambil tindakan tegas.

"Jika pasca-kekerasan yang dilakukan KKB, lalu aparat keamanan bertindak, maka kelompok ataupun oknum yang berpihak kepada KKB langsung koar-koar, melolong bagaikan anjing kejepit minta perhatian kepada publik, seolah-olah para KKB-lah yang teraniaya," ungkap Aidi.
Peringatan pun dilancarkan oleh Aidi kepada pihak KKB. Ia meminta agar KKB segera menyerah.

“Kami berikan ultimatum kepada KKB, segera menyerah atau kita selesaikan, ingat waktu terbatas,” ancam Aidi.
Aidi juga mengimbau agar masyarakat Indonesia dan dunia internasional percaya TNI dapat bekerja secara profesional.

"Terbukti, prajurit (TNI) yang bertugas di PBB mendapatkan penghargaan dan reward dari PBB. Bahkan, PBB meminta kepada Indonesia untuk menambah kuota pasukan PBB untuk menyelesaikan konflik-konflik di seluruh dunia, sehingga apa yang dikatakan provokator yang namanya Sabby Sambon semua bohong dan hoaks," pungkas Aidi. (Lazore) 

Konyol! Pimpinan KKB Papua Nyatakan Siap Perang, Namun TNI Tak Boleh Pakai Helikopter dan Bom!

Konyol! Pimpinan KKB Papua Nyatakan Siap Perang, Namun TNI Tak Boleh Pakai Helikopter dan Bom!


Pimpinan KODAP III Ndugama Egianus Kogeya memposting di akun facebook Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB).

Dalam postingan tersebut, Egianus mengklaim jika dirinya bukan membunuh warga sipil pada tanggal 2 Desember 2018 di Nduga. Melainkan pihaknya membunuh anggota TNI.

“Bukan warga sipil yang kami di tembak, tapi itu Anggora Militer murni TNI Dansipur (maksudnya mungkin Denzipur) dengan identitasnya lengkap dan 2 pistol sebagai barang bukti kami sita,” kata Egianus.

Egianus menjelaskan jika pekerja satuan denzipur memang tak lagi berpakaian dinas TNI disertai senjata.

Mereka akhirnya jadi tukang bangunan jembatan di kali Jigi dan Aworak.

Kemudian tempat tinggalnya dinamakan dengan sandi 55.
“Apa artinya 55? Mereka pekerja satuan Denzipur selalu pake kode 55. Ini hanya tentara Indonesia yang tau. Mereka itu TNI,” kata Egianus seperti dikutip dari akun facebook TPNPB, Jumat (7/12).

Selanjutya Egianus mempertanyakan dan memohon pertanyaannya ini diteruskan kepada Presiden Joko Widodo, Panglima TNI dan Polri mengenai persenjataan militer Indonesia.

Egianus menganggap jika TNI berlebihan dalam menghadapi pihaknya menggunakan peralatan canggih macam helikopter dan bom udara.

Konyol! Pimpinan KKB Papua Nyatakan Siap Perang, Namun TNI Tak Boleh Pakai Helikopter dan Bom!

“Militer Indonesia berperang melawan negara mana? Sebab mereka berlebihan menggunakan peralatan perang yang canggih seperti Helikopter, BOM dari Udara serta serangan udara dan darat seakan-akan berperang melawan negara merdeka dengan peralatan militer yang setimpal. Kami siap perang darat saja di medan perang,” tegas Egianus Kogeya.

Konyolnya dalam postingan TPNPB menyatakan siap perang dengan militer Indonesia namun senjatanya harus sama dengan mereka, pakai senapan saja.

Lakukan Operasi Militer Skala Besar
Tanpa gunakan bom dan helikopter.

“Berapa pun militer Indonesia kirim kesini, kami siap lawan hanya senjata lawan senjata kamai punya medan perang disini,” ungkap Egianus Kogeya.

Teruntuk saudara kami Egianus Kogeya, silahkan Paitua buka catatan sejarah Indonesia, bagaimana bangsa ini berjuang dalam pertempuran 10 November 1945 Surabaya, Palagan Ambarawa, Serangan Umum 1 Maret, Agresi Militer I dan II Belanda, Bandung Lautan Api, Medan Area, Perang Puputan Margarana Bali dan masih banyak lagi.

Apalagi perjuangan merebut kemerdekaan 17 Agustus 1945, para pejuang Indonesia banyak bersenjatakan bambu runcing melawan bedil dan kendaraan lapis baja kompeni Belanda selama 350 tahun.

Pertanyaannya apakah senjata pejuang Indonesia seimbang dengan pihak lawan macam Belanda dan Inggris yang modern serta canggih? tidak, sama sekali tidak seimbang.

Dalam medan pertempuran tak ada tawar menawar bung!
Indonesia berhak menggunakan semua unsur militer dan non militer untuk mempertahankan kedaulatan negaranya dari rongrongan baik berasal dari dalam maupun luar negeri.

Sumber:Sermabinews

Dalam Senyap, TNI Akhirnya Kuasai Tiga Distrik di Nduga!

Dalam Senyap, TNI Akhirnya Kuasai Tiga Distrik di Nduga!



Personel gabungan TNI-Polri sudah berhasil menguasai tiga distrik di Kabupaten Nduga, Papua Barat, yang menjadi lokasi pembantaian pekerja Trans Papua dan rute pergerakan kelompok separatis bersenjata. Ketiga distrik yang sudah dikuasai TNI adalah Distrik Yall, Distrik Yigi dan Distrik Mbua.

Kepala Penerangan Kodam XVII Cenderawasih, Kolonel Inf Muhammad Aidi mengatakan TNI masih menyisir wilayah tersebut untuk mengejar para pelaku, sembari mencari tiga jenazah korban tewas lainnya yang hingga kini belum ditemukan.

"Disamping evakuasi, kita juga melakukan penindakan hukum, sebagaimana perintah Panglima TNI pelaku harus ditangkap hidup atau mati," kata Kolonel Aidi kepada tvOne, Minggu, 9 Desember 2018.

 Dalam Senyap, TNI Akhirnya Kuasai Tiga Distrik di Nduga!
Aidi menegaskan penyisiran yang dilakukan TNI bukan tanpa arah. TNI katanya, memanfaatkan sumber daya masyarakat setempat untuk meminta informasi terkait pergerakan kelompok bersenjata.

Kendati demikian, Aidi mengakui upaya tersebut tidak mudah. Sebab, apabila kelompok bersenjata itu terpojok, mereka akan membaur bersama masyarakat dan menyembunyikan senjatanya. Sehingga TNI sulit mengidentifikasi mana kombatan mana masyarakat umum.


Uniknya lagi, banyak masyarakat sekitar yang masih memiliki hubungan kekeluargaan dengan para kelompok bersenjata, sehingga cenderung menutupi keberadaan para kombatan saat dicari aparat.

"Mereka ini berada di lingkungan sendiri, wilayahnya sendiri, keluarganya sendiri. Kami tidak katakan semua orang Yigi ini separatis. Secara umum masyarakat Yigi ini orang-orang baik yang punya hati nurani. Kelompok yang jahat itu hanya sebagian kecil," ujarnya.

Sebelumnya, aparat gabungan TNI-Polri telah berhasil mengevakuasi 16 jenazah pekerja jembatan proyek jalan Trans Papua. Dari informasi resmi yang diterima aparat, ada 19 pekerja tewas korban pembantaian kelompok bersenjata, dan 1 korban dari anggota TNI atas nama Sersan Handoko. Dengan demikian total korban tewas berjumlah 20 orang.

sumber : viva

Belum Diterjunkan Tapi Buat Nyali OPM Ciut , Inilah Trio Senjata Canggih TNI yang Ditakuti Pimpinan KKB!

Belum Diterjunkan Tapi Buat Nyali OPM Ciut , Inilah Trio Senjata Canggih TNI yang Ditakuti Pimpinan KKB!

Postingan facebook pimpinan KKB Egianus Kogeya di akun facebook Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) pastilah membuat publik heran. Bagaimana tidak, dalam postingan tersebut Egianus Kogeya 'menawar' pihaknya tak mau berperang dengan TNI jika tentara kebanggaan Indonesia itu memakai helikopter dan bom.Egianus Kogeya sesumbar siap perang namun di darat saja, jika TNI pakai senjata canggih macam heli dan serangan bom udara ia tak mau meladeni.

Namanya perang tapi kok tawar menawar. Selama ini di pemberitaan hanya helikopter Bell 412 dan Mi-17 saja yang terlihat di Papua. Kedua heli itu pun merupakan jenis angkut. (foto cover: MI-35 dan AH Apache : sumber: bangkapos.com)


Lantas kenapa Egianus Kogeya amat takut dengan helikopter milik TNI? Pantas saja kalau ia benar-benar takut, karena alat utama sistem senjata (Alutsista) TNI paling mutakhir sama sekali belum diterjunkan untuk menumpas OPM.

Dalam inventorinya, TNI mempunyai Skadron 31/Serbu Penerbad yang bersarang di Semarang.
Isian Skadron 31/Serbu ini beragam, mulai helikopter Mi-17, Bell UH-1 Iroquis, Mi-35 Hind E dan AH-64 Apache.

Dua nama terakhir inilah yang menjadi momok bagi Egianus Kogeya dkk jika sudah diterjunkan ke palagan Papua. Dikutip dari Boeing, AH-64 Apache yang dimiliki Indonesia adalah varian paling canggih yakni Guardian.

Kemampuan AH-64 Apache ini sangat mengerikan.
Belum Diterjunkan Tapi Buat Nyali OPM Ciut , Inilah Trio Senjata Canggih TNI yang Ditakuti Pimpinan KKB!

Pilot bahkan tinggal mengaktifkan helm Head Mounted Display (HMD) di mana moncong senapan mesin dapat diarahkan dan mengunci sasaran hanya dengan menggunakan pandangan pilot.


Belum lagi senjata andalannya berupa AGM-114 Hellfire yang bisa meluluhlantakan kendaraan lapis baja dalam sekejap.

Sedangkan Mi-35 dijuluki Tank Terbang atau Si Monster asal Rusia.

Dikutip dari Airforce Technology, Mi-35 memang menyandang julukkan tank terbang karena heli ini kebal akan tembakan senapan mesin layaknya kepunyaan kombatan OPM.

Mi-35 si Tank Terbang

Kokpit pilot Mi-35 juga tahan akan peperangan Nuklir dan Bio-Kimia (Nubika).

Sama seperti Apache, Mi-35 juga dilengkapi rudal penggasak tank, yakni AT-9 Spiral-2.

Baik Apache maupun Mi-35 dapat terbang, melacak dan menembak sasaran dalam cuaca apapun, siang maupun malam.

Kemudian ada pesawat Embraer 314 Super Tucano buatan Brazil yang bermarkas di Skadron Udara 21 Lanud Abdurrachman Saleh, Malang.

Si Cocor Merah EMB 314 Super Tucano

Dikutip dari Defense Embraer, Super Tucano sendiri ialah pesawat Counter Insurgency (COIN) di mana 'makanan' utamanya ialah menumpas konflik intensitas rendah macam gerakan separatis.

Ia dapat menggotong muatan berupa bom MK-81/MK-82, bom bakar, roket dan rudal darat-ke udara

Super Tucano 'Si Cocor Merah' juga dilengkapi dua kanon kaliber 12,7 mm besutan FN Herstal M3P Belgia.

Kabar terakhir satu unit Mi-35 Penerbad sudah mendarat di Nduga, Papua.

Mi-35 mendarat di Nduga, Papua.
Operasi militer penumpasan gerakan separatis pimpinan Egianus Kogeya bakal segera dimulai!


Artikel ini telah tayang di bangkapos.com dengan judul Belum Diterjunkan, Ini Dia Trio Senjata Canggih TNI yang Ditakuti Pimpinan KKB Egianus Kogeya, http://bangka.tribunnews.com/2018/12/07/belum-diterjunkan-ini-dia-trio-senjata-canggih-tni-yang-ditakuti-pimpinan-kkb-egianus-kogeya?page=all.

Papua Nugini Tolak Dukung Kemerdekaan Papua Barat, ternyata Ini Alasannya!

Papua Nugini Tolak Dukung Kemerdekaan Papua Barat, ternyata Ini Alasannya!

Pada September lalu, Papua Nugini menegaskan tidak akan mendukung isu Papua Barat yang diajukan Vanuatu ke PBB.

Menteri Luar Negeri dan Perdagangan Papua Nugini, Rimbink Pato, Papua Barat masih merupakan bagian integral dari Indonesia dan Papua Nugini di bawah kebijakan luar negerinya tidak akan mengganggu hal itu dan hukum internasional, menurut laporan Vanuatu Independent 20 September, yang dikutip pada 6 Desember 2018.

Hal ini disampaikan Pato saat ditanya tentang posisi Papua Nugini di Papua Barat, mengingat fakta bahwa Vanuatu sangat gencar mengusung isu Papua Barat di PBB.


“Kami keberatan, jadi Papua Nugini tidak akan dan tidak mendukung tindakan apa pun yang diambil oleh Vanuatu, jadi kami menolaknya,” katanya pada September lalu.
Papua Nugini Tolak Dukung Kemerdekaan Papua Barat, ternyata Ini Alasannya!
Papua Nugini Tolak Dukung Kemerdekaan Papua Barat, ternyata Ini Alasannya!

“Setiap tindakan untuk mendukung akan menjadi pelanggaran hukum internasional, Anda tahu Papua Barat atau Papua masih bagian dan merupakan bagian integral dari Republik Indonesia dan kami memiliki hubungan bilateral dengan Republik Indonesia, jadi kami tidak akan mendukung itu,” tambahnya.

PBB telah menolak petisi kemerdekaan Papua Barat pada 30 September tahun lalu dan menyatakan tidak akan mengambil langkah apapun untuk melawan Indonesia.

Gerakan separatis Organisasi Papua Merdeka atau OPM kembali mencuat setelah terjadi peristiwa penembakan terhadap 31 pekerja proyek jalan Trans Papua di Nduga pada 2 Desember 2018, yang diduga dilakukan oleh Kelompok Kriminial Separatis Bersenjata (KKSB) yang menuntut pemisahan diri Papua Barat dari NKRI.

Sumber: tempo

TNI ke OPM: Jangan cengeng kalau siap berhadapan dengan TNI - Commando

TNI ke OPM: Jangan cengeng kalau siap berhadapan dengan TNI - Commando


Pasukan gabungan TNI-Polri masih terus melakukan pengejaran dan pendorongan terhadap kelompok separatis Tentara Pembebasan Nasional/Organisasi Papua Merdeka (TPN/OPM) yang memb*nuh belasan pekerja di Kabupaten Nduga. Saat ini, pengejaran terus dilakukan dari darat.

Kapendam XVII/Cendrawasih, Kolonel Inf Muhammad Aidi, menyatakan, sejauh ini TNI-Polri belum menggunakan bom dan tembakan dari pesawat ataupun helikopter dalam mengejar kelompok separatis.

"Dalam operasi ini tidak ada penembakan dari pesawat. Hanya pendorongan manusianya, prajurit melaksanakan evakuasi. Tidak ada (menggunakan bom)," ujar Aidi saat dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat (7/12).

Menurut Aidi, penggunaan pesawat tempur belum diperlukan untuk saat ini. TNI, kata dia, masih menggunakan senjata ringan yang dibawa prajurit infanteri dalam mendorong mundur kelompok separatis di Distrik Yigi dan Distrik Mbua, Kabupaten Nduga. Ia mengatakan, kelompok separatis yang sebelumnya menantang TNI-Polri membuktikan ancaman mereka.
TNI ke OPM: Jangan cengeng kalau siap berhadapan dengan TNI - Commando
TNI ke OPM: Jangan cengeng kalau siap berhadapan dengan TNI - Commando 


"Jangan cengeng kalau siap berhadapan dengan TNI. TNI punya Sukhoi, pesawat tempur, segala macam, tapi kita tidak gunakan itu," tuturnya.

Ia mengatakan, kabar yang menyebutkan TNI menggunakan bom dan senapan mesin dari pesawat ataupun helikopter adalah hoaks. Menurut Aidi, kabar tersebut digembar-gemborkan oleh KKSB untuk menarik simpati dari dunia internasional. Ia menyebut KKSB cengeng dengan mengeluarkan kabar tersebut.

"Itu hoaks yang sengaja digembar-gembrokan. Mereka minta belas kasihan ke pihak mana pun di dunia, supaya kita (TNI) dinyatakan melakukan planggaran HAM," jelasnya.

Aidi juga menerangkan, 16 jenazah korban pemb*nuhan oleh KKSB di Kabupaten Nduga, Papua, beberapa waktu lalu telah diberangkatkan ke rumah duka. "Ada 16 jenazah diberangkatkan ke Makassar. Semuanya ke Makassar. Kemudian, di Makassar nanti diturunkan 14 jenazah karena ada yang ke Gowa, ada yang ke Toraja, dan lainnya," ujarnya menjelaskan.

Pemb*nuhan di Nduga terjadi pada Ahad (2/12) di Distrik Yigi. Peristiwa itu bermula dari penculikan 25 pekerja PT Istaka Karya yang sedang rehat dari membangun jembatan di Kali Aworak dan Kali Yigi. Jembatan itu merupakan rangkaian jalur Trans-Papua Segmen Lima yang rencananya merentang dari Wamena hingga Nduga.

sumber : republika.co.id

Ini nih Negara Asing yang Dukung Kemerdekaan Papua Barat

Ini nih Negara Asing yang Dukung Kemerdekaan Papua Barat

Insiden penyanderaan dan penembakan terhadap 31 pekerja proyek jalan Trans Papua di Nduga, Papua pada 2 Desember 2018, mengusik keamanan dan kenyamanan masyarakat di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat. Penembakan ini diduga dilakukan oleh Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) yang menginginkan kemerdekaan.

Gerakan separatis yang terjadi di Papua serta Papua Barat diduga didukung negara asing, diantaranya Vanuatu sebuah negara kepulauan di Samudra Pasifik bagian selatan.

Situs abc.net.au, pada September 2018 lalu mewartakan, Vanuatu akan terus melakukan lobi pada sejumlah negara untuk mengumpulkan dukungan agar Provinsi Papua Barat bisa menentukan masa depannya sendiri. Vanuatu diketahui telah berusaha menggalang dukungan dari negara-negara Pasifik, namun dipastikan Vanuatu tak akan mendapat dukungan dari Papua Nugini.
Ini nih Negara Asing yang Dukung Kemerdekaan Papua Barat
Ini nih Negara Asing yang Dukung Kemerdekaan Papua Barat

Gary Juffa, politisi di Papua Nugini, mengatakan jika pemerintah Vanuatu tidak bisa memberikan suara bagi kebebasan Papua Barat, maka Vanuatu sendiri bukan negara merdeka.

“Papua Barat dikendalikan oleh negara lain,” kicau Juffa melaluiTwitter.

Provinsi Papua Barat yang beribu kota di Manokwari sebelum 1999 bernama Irian Jaya Barat. Wilayah ini bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sumber: tempo

TNI Polri Terjunkan 150 Personil Kejar OPM, Menhan: Tak Ada Negosiasi Menyerah atau Diselesaikan!

TNI Polri Terjunkan 150 Personil Kejar OPM, Menhan: Tak Ada Negosiasi Menyerah atau Diselesaikan!


Sebanyak 150 Personil aparat gabungan dari TNI dan Polri telah diberangkatkan ke Kali Yigi - Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua, Selasa (4/12/2018).

Keberadaan aparat TNI dan Polri di Nduga, guna mengecek informasi adanya 31 pekerja PT Istaka Karya, yang mengerjakan pembangunan jembatan di Kali Yigi - Kali Aurak tewas dibunuh kelompok kriminal bersenjata ( KKB).

Wakapolres Jayawijaya Kompol A Tampubolon mengungkapkan, saat ini sekitar 150 Personil gabungan Polri dan TNI sudah berangkat ke lokasi untuk mengecek kebenaran informasinya.

“Kalau tidak ada hambatan. Kemungkinan sekitar satu-dua jam lagi mereka akan tiba di lokasi. Semoga kita dapat informasinya,” ungkap Tampubolon ketika dihubungi melalui telepon celulernya, Selasa pagi.

Disampaikannya, untuk sampai ke lokasi kejadian dari Wamena ibukota Kabupaten Jayawijaya perlu perjalanan sekitar delapan jam dengan menggunakan kendaraan dan berjalan kaki beberapa kilo.


“Lokasi di sana tidak ada sinyal. Jalan mulai dari kilo 46 sudah tidak beraspal dan menanjak. Di sana cuaca dingin, sekitar enam derajat celcius. Ini menjadi tantangan buat anggota di lapangan untuk menuju ke sana,” jelasnya.

Tampubolon menegaskan, tugas anggota yang berangkat ke lokasi, yang utama mengecek informasi yang mereka terima dari monitor radio milik warga di sana, tentang adanya 31 orang pekerja pembangunan jembatan tewas dibunuh kelompok KKB.

“Intinya. Kalau yang terburuk terjadi. Tugas utama pasukan akan melalukan evakuasi jenazah dari lokasi kejadian ke Wamena. Tapi kita berdoa, hal itu tak terjadi,” pungkasnya.

TNI Polri Terjunkan 150 Personil Kejar OPM, Menhan: Tak Ada Negosiasi Menyerah atau Diselesaikan!
Sebelumnya, Pangdam XVII/Cendrawasih Mayjen TNI Yosua Pandit Sembiring bersama Kapolda Papua Irjen Pol. Martuani Sormin Siregar akan memimpin langsung penyelidikan 31 pekerja pembangunan jembatan di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua, yang diduga tewas dibunuh Kelompok Kriminal Bersenjata ( KKB), Minggu (2/12/2018).


Pangdam XVII/Cendrawasih Mayjen TNI Yosua Pandit Sembiring mengungkapkan, bersama Kapolda Papua akan langsung ke lokasi terkait informasi 31 pekerja yang dikabarkan tewas dibunuh kelompok KKB.

Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul TNI Polri Terjunkan 150 Personil Kejar OPM, Menhan: Tak Ada Negosiasi Menyerah atau Diselesaikan, http://medan.tribunnews.com/2018/12/04/tni-polri-terjunkan-150-personil-kejar-opm-menhan-tak-ada-negosiasi-menyerah-atau-diselesaikan.

Editor: Tariden Turnip

Subscribe to recei

MEMANAS.! Setelah Bantai 31 Pekerja Proyek, OPM Serang Pos TNI, 1 Prajurit Gugur!

MEMANAS.! Setelah Bantai 31 Pekerja Proyek, OPM Serang Pos TNI, 1 Prajurit Gugur!


Kelompok Pemberontak di Papua menyerang Pos TNI Mbua, Kabupaten Nduga, Papua, Senin (3/12) sekitar jam 18.30 WIT. Akibatnya, satu anggota TNI dari Yonif 755 Kostrad dilaporkan tewas.

"Memang betul ada laporan tentang penyerangan terhadap Pos TNI di Mbua yang dijaga anggota Yonif 755. Yang diserang kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) hingga menewaskan satu anggota TNI," kata Wakil Kepala Penerangan Kodam (Wakapendam) XVII/Cenderawasih Letkol Inf Dax Sianturi, kepada Antara di Jayapura, Selasa (4/12).

MEMANAS.! Setelah Bantai 31 Pekerja Proyek, OPM Serang Pos TNI, 1 Prajurit Gugur!
MEMANAS.! Setelah Bantai 31 Pekerja Proyek, OPM Serang Pos TNI, 1 Prajurit Gugur!



Namun, Letkol Dax belum mau menyebut identitas anggota TNI yang tewas terkena peluru kelompok pemberontak itu. Dia mengatakan kini pos tersebut sudah diperkuat setelah pasukan gabungan TNI/Polri dari Wamena tiba.

Belum diketahui secara pasti, namun diduga pos TNI Mbua diserang kelompok pemberontak yang saat itu sedang mengejar dua orang pekerja jembatan di Distrik Yall, Kabupaten Nduga, yang kabur ke Distrik Mbua.

Pada Minggu (2/12) dilaporkan kelompok pemberontak Papua menyerang dan membunuh puluhan karyawan PT Istaka yang sedang membangun jembatan pada ruas jalan transPapua, di Yall.

sumber : merdeka.com

Menhan: Pembunuhan di Papua Dilakukan Pemberontak, Tidak Ada Negosiasi!

Menhan: Pembunuhan di Papua Dilakukan Pemberontak, Tidak Ada Negosiasi!


Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu angkat bicara mengenai tragedi penembakan yang dilakukan Kelompok Bersenjata terhadap sejumlah pekerja proyek Istaka Karya di Kabupaten Nduga, Papua. Menurut dia, kejadian itu dilakukan oleh kelompok pemberontak yang sebelumnya ingin memisahkan diri dari Indonesia.

"Mereka itu bukan kelompok kriminal tapi pemberontak. Kenapa saya bilang pemberontak? ya kan mau memisahkan diri, Papua dari Indonesia. itu kan memberontak bukan kriminal lagi," kata Ryamizard di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (4/12).

Ryamizard menyebut kelompok pemberontak itu adalah kelompok lama. Sehingga harus ditangani langsung oleh TNI.

Menhan: Pembunuhan di Papua Dilakukan Pemberontak, Tidak Ada Negosiasi!
Menhan: Pembunuhan di Papua Dilakukan Pemberontak, Tidak Ada Negosiasi!



"Ingin memisahkan Papua dari Indonesia itu apa? ingat, ingin memisahkan diri. tugas pokok Kemenhan, tugas pokok TNI, satu, menjaga kedaulatan negara. Kedua, menjaga keutuhan negara. Tiga, menjaga keselamatan bangsa," ungkapnya.

Menhan menegaskan, kasus ini tidak bisa diselesaikan dengan cara negosiasi. Sebab tindakan ini bukan lagi kriminal.

"Bagi saya tidak ada negosiasi. Menyerah atau diselesaikan. Itu saja," ucapnya.

"Kalau sudah nembak-nembak gitu ya siapapun lah. Tidak ada kriminal nembak sebanyak orang itu," tandasnya.

Diketahui, sebanyak 31 pekerja proyek Istaka Karya yang tengah membangun jembatan di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua ditembak oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Informasi awal menyebut, mereka dibantai lantaran memfoto kegiatan upacara Hari Ulang Tahun (HUT) KKB yang diselenggarakan tidak jauh dari lokasi proyek.

"Ya itu baru sebatas informasi yang kita dapat dari masyarakat," tutur Wakapendam XVII/ Cenderawasih Letkol Inf Dax Sianturi.

sumber : merdeka.com

Sadis! 31 Pekerja Proyek Pembangunan Dibantai OPM di Nduga Papua!

Sadis! 31 Pekerja Proyek Pembangunan Dibantai OPM di Nduga Papua!

Sadis! 31 Pekerja Dibantai OPM di Nduga PapuaKelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) atau Organisasi Papua Merdeka (OPM) dilaporkan membantai 31 pekerja di Kali Yigi dan Kali Aurak Distrik Yigi Kabupaten Nduga. Ke 31 orang pekerja jembatan ini merupakan buruh bangunan dari PT Istaka Karya dilaporkan tewas sementara satu orang lagi belum diketahui nasibnya.

Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol AM Kamal dalam menjelaskan, pada hari Senin (03/12/18) sekitar pukul 15.30 WIT pihak kepolisian mendapatkan laporan dari warga bahwa telah terjadi pembunuhan terhadap para pekerja PT Istaka Karya yang sedang membangun jembatan di Kali Yigi dan Kali Aurak, Distrik Yigi Kabupaten Nduga pada Minggu (02/12/2018). (Berita sebelumnya:Polda Papua Selidiki Informasi Puluhan Pekerja Dibunuh OPM)

Mendapat laporan personel gabungan TNI-Polri yang dipimpin Kabag Ops Polres Jayawijaya, AKP RL Tahapary bergerak dari Wamena menuju Distrik Yigi, Kabupaten Nduga. Namun saat tiba di kilometer 46, tim bertemu dengan salah satu mobil dari arah Distrik Mbua dan menyampaikan agar tim berbalik arah karena jalan diblokade oleh Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata.

Sadis! 31 Pekerja Proyek Pembangunan Dibantai OPM di Nduga Papua!


Menurut Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ahmad Musthofa Kamal, berdasarkan laporan dari lapangan sebanyak 24 orang pekerja dari PT Istaka Karya dibunuh pada hari Sabtu (1/12/2018) sedangkan 8 lainnya yang sempat menyelamatkan diri dan bersembunyi di salah satu rumah anggota DPRD setempat. Namun mereka pun dan dibunuh pada hari Minggu (2/12/2018) setelah dijemput oleh anggota OPM.

“Laporan terakhir total semua korban adalah 31 orang, 24 dibunuh pada hari pertama, delapan orang lainnya sempat lolos dan sembunyi di rumah anggota dewan, tapi keesokan hari nya mereka di jemput dan di bunuh. Satu orang lagi masih hilang,” jelas Kamal.

Hingga kini aparat gabungan TNI-Polri sudah diterjunkan menuju lokasi kejadian untuk mengevakuasi jenazah korban dan melakukan pengejaran terhadap pelaku pembunuhan.

sumber : sindo

Diduga Gara-gara Lakukan Ini, OPM Bantai Pekerja 31 Proyek!

Diduga Gara-gara Lakukan Ini, OPM Bantai Pekerja 31 Proyek!


Gambar terkaitSebanyak 31 pekerja di Kali Yigi dan Kali Aurak Distrik Yigi Kabupaten Nduga tewas dibantai Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) atau Organisasi Papua Merdeka (OPM). Pembantaian ke 31 orang pekerja jembatan yang merupakan buruh bangunan dari PT Istaka Karya ini diduga akibat salah satu pekerja memfoto kegiatan hari ulang tahun (HUT) OPM pada hari Sabtu 1 Desember 2018 lalu.

Berdasarkan informasi yang diterima SINDOnews, akibat pengambilan foto upacara HUT OPM, tersebut membuat kelompok KKSB marah dan membantai para-para korban tersebut.

Diduga Gara-gara Lakukan Ini, OPM Bantai Pekerja 31 Proyek!
Diduga Gara-gara Lakukan Ini, OPM Bantai Pekerja 31 Proyek!



Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ahmad Musthofa Kamal menjelaskan, berdasarkan laporan dari lapangan sebanyak 24 orang pekerja dari PT Istaka Karya dibunuh pada hari Sabtu (1/12/2018). Sedangkan delapan lainnya yang sempat menyelamatkan diri dan bersembunyi di salah satu rumah anggota DPRD setempat. Namun mereka pun dan dibunuh pada hari Minggu (2/12/2018) setelah dijemput oleh anggota OPM.

“Laporan terakhir total semua korban adalah 31 orang, 24 dibunuh pada hari pertama, delapan orang lainnya sempat lolos dan sembunyi di rumah anggota dewan, tapi keesokan harinya mereka dijemput dan dibunuh. Satu orang lagi masih hilang,” jelas Kamal.

Perang Sipil Spanyol dan Naiknya Diktator Franco

Perang Sipil Spanyol dan Naiknya Diktator Franco


Perang Sipil Spanyol adalah pertarungan klasik antara sayap kiri Republikan dan Nasionalis sayap kanan. - tirto.id - Selain identik dengan klub sepakbola yang mendominasi kancah dunia atau pembalap motor yang mempunyai kemampuan mumpuni, Spanyol adalah sejarah revolusi, agitasi sayap kiri, pemberontakan, dan kediktatoran fasis. Spanyol hari ini lahir dari Perang Sipil yang terjadi pada dekade 1930an.

Sebelum Perang Sipil meletus, pemberontakan terhadap kepada para tuan tanah atau biasa dikenal latifundia, meletus pada abad 19. Para tuan tanah berkuasa atas tanahnya, berdasarkan sistem feodal yang mana menimbulkan ketidakadilan bagi masyarakat kelas bawah. Puncaknya ialah saat dua pimpinan hierarki Spanyol, Ratu Isabella II dari Dinasti Bourbon dan Raja Amadeo I dari Dinasti Savoy terpaksa lengser karena desakan. Elemen-elemen yang bersitegang sempat mengalami rekonsiliasi pada akhir 1847, namun kembali bertikai pada 1909 akibat kemiskinan akut dan aksi-aksi militer yang menyasar semua golongan.
Perang Sipil Spanyol dan Naiknya Diktator Franco
Perang Sipil Spanyol dan Naiknya Diktator Franco


Gejolak mulai muncul lagi pasca Perang Dunia Pertama. Kelas pekerja dan industri, dibantu oleh golongan militer, berupaya membersihkan pemerintahan yang korup meski pada akhirnya tidak berhasil. Tak lama berselang, kudeta militer sukses dilancarkan yang membawa Miguel Primo de Rivera berkuasa pada tahun 1923. Konsekuensinya pun jelas; negara diselimuti kediktatoran militer. Peristiwa tersebut menjadi cikal bakal berdirinya Republik Kedua yang kelak berkuasa hingga puncak Perang Sipil.

Dalam bukunya yang bertajuk The Battle for Spain: The Spanish Civil War 1936-1939, Antony Beevor menjelaskan Perang Sipil Spanyol berlangsung dari tahun 1936-1939. Perang ini merupakan pertempuran antara kaum Republik yang setia kepada pemerintahan kedua, pandangan demokratis dan berbasis urban, dengan kaum Nasionalis yang dibantu golongan Falangist, Carlist, sampai aristokrat konservatif di bawah panji Jenderal Fransisco Franco.

Perang Sipil Spanyol merupakan puncak polarisasi politik yang telah berkembang selama beberapa dekade sebelumnya, terutama yang melibatkan dua kutub utama; Nasionalis dan Republik. Kelompok Nasionalis terdiri atas orang-orang Katolik Roma, militer, pemilik tanah, sampai pebisnis. Di lain sisi, Republik terdiri dari pekerja, buruh tani, serta kelas menengah terdidik.

Api mulai berkobar tatkala deklarasi dikumandangkan oleh sekelompok perwira militer angkatan bersenjata yang semula tunduk pada Josรฉ Sanjurjo guna melawan pemerintahan Republik Kedua di bawah komando Presiden Manuel Azaรฑa. Sanjurjo sendiri tewas beberapa saat setelahnya akibat kecelakaan udara dan Franco muncul sebagai pimpinan kaum Nasionalis.

Seperti yang diungkapkan Hugh Thomas dalam The Spanish Civil War (1961), kudeta itu didukung oleh sebuah unit militer di Maroko, Pamplona, Burgos, Zaragoza, Cรกdiz, Cรณrdoba, dan Sevilla. Namun, itu saja tak cukup mengingat kota-kota penting seperti Madrid, Barcelona, Valencia, Bilbao, dan juga Malaga masih berada di bawah kendali pemerintah.

Akibatnya Spanyol menjadi tanah perebutan antara Nasionalis dan Republik. Demi memuluskan tujuan masing-masing, pasukan Nasionalis mendapatkan bantuan dari Jerman serta Italia. Sedangkan pihak Republik memperoleh dukungan dari Uni Soviet, Meksiko, serta Brigade Lincoln dari Amerika Serikat.

Di tahun 1937, kelompok Nasionalis mulai mendapati kemenangan. Mereka perlahan menduduki wilayah garis pantai utara sampai tiba masanya ketika mereka mengepung Madrid dan Catalonia, dua tahun setelahnya. Perang Sipil usai dengan kemenangan kelompok Nasionalis pimpinan Franco.

Konsekuensinya, ribuan orang Spanyol yang dianggap pendukung Republik diasingkan.

Jumlah korban yang berjatuhan dalam Perang Sipil tidak dapat dipastikan secara akurat. Namun banyak yang menyebutkan korban gugur di kisaran 500.000 sampai 1.000.000 orang. Tidak hanya mereka yang tewas dalam pertempuran tetapi juga mereka yang gugur dalam pemboman, eksekusi, dan pembunuhan serta kekurangan gizi, penyakit, dan kelaparan.

Paul Preston lewat bukunya The Spanish War: Reaction, Revolution and Revenge (2006) menerangkan meski Perang Sipil sering digambarkan sebagai usaha penahbisan antara demokrasi dan fasisme, namun sejarawan lebih menganggapnya sebagai pertarungan antara revolusi sayap kiri dan revolusi sayap kanan. Pada akhirnya, jalan perang dimenangkan kaum Nasionalis dan Franco memegang kendali pemerintahan selama 36 tahun ke depan.
Naiknya Rezim Franco dan Tumbuhnya Kediktatoran
Kemenangan kelompok Nasionalis membawa Franco ke singgasana. Dengan semangat nasionalismenya yang kuat, Franco mulai membenahi tata negara dan pemerintahan

Dalam Fear and Progress: Ordinary Lives in Franco’s Spain, 1939-1975, Antonio Cazorla Sรกnchez menyatakan bahwa cara Franco ‘menasionaliskan’ masyarakat Spanyol justru menghancurkan keragaman budaya setempat. Franco mengenalkan tradisi banteng dan flamenco sebagai tradisi nasional. Sementara itu tradisi yang dianggap tidak mencerminkan Spanyol diberangus. Franco mengontrol semua macam budaya dan kesenian dengan bentuk penyensoran, yang seringkali kelewatan.

Ideologi nasionalisme versi Franco bertumpu pada otoritarianisme, ajaran Katolik sayap kanan, militerisme, konservatisme, anti-komunisme, anti-liberalisme, sampai penolakan terhadap Freemason. Stanley Payne dalam bukunya The Franco Regime, 1936-1975 (2011) mencatat bahwa selama Perang Sipil berlangsung, masyarakat dipaksa untuk jadi nasionalis. Franco mencurigai oposisi politik dan menekankan bahwa semua pihak harus menerima tanggungjawab dari rezim yang dipimpinnya. Hasilnya, semua aspek kehidupan berada pada cengkeraman Franco.

Dari segi pengelolaan pemerintahan, Franco menolak memberlakukan segala bentuk desentralisasi administratif maupun legislatif. Ia menghapuskan otonomi dari kamus pribadinya dan mempertahankan bentuk pemerintahan terpusat dengan struktur administratif di bawah kontrol Dinasti Bourbon, mirip dengan Perancis. Dampaknya, kesejahteraan daerah dan pusat timpang luar biasa. Madrid, Catalonia, dan Basque bernasib jauh lebih baik daripada Galicia ataupun Andalusia.

Penyeragaman budaya adalah konsekuensi kedua dari sentralisasi di bawah Franco. Walaupun Franco seorang Galician, namun ia tak takut mencabut undang-undang serta pengakuan terhadap bahasa Basque, Galicia, serta Catalan sebagai bahasa nasional yang di masa lampau disahkan oleh pihak Republik. Penggunaan bahasa Spanyol diwajibkan. Semua dokumen pemerintahan, hukum, sampai kontrak-kontrak dagang mesti disusun dalam bahasa Spanyol. Penyelenggaraan pendidikan, periklanan, maupun upacara keagamaan juga wajib memakai bahasa Spanyol.

Infografik perang sipil spanyol dan diktator franco
Perang Sipil Spanyol dan Naiknya Diktator Franco

Kebebasan berpendapat, berekspresi, serta berserikat jadi kemewahan luar biasa di bawah rezim Franco. Dalam Fascism in Spain, 1923-1977 (1999), Stanley Payne mengemukakan bahwa Franco melarang adanya serikat pekerja non-pemerintah maupun spektrum politik di luar nasionalisme yang dipromosikan pemerintah. Pembangkangan dibalas dengan represi. Sebagian kota dan desa diisi dengan patrol aparat yang berfungsi sebagai alat kontrol masyarakat. Di kota-kota besar, situasinya tak jauh berbeda dengan hadirnya polisi yang dipersenjatai.

Orang-orang komunis, liberal, demokrat, hingga separatis yang kerap memperjuangkan wilayah Catalan dan Basque dibubarkan dan dilibas. Serikat pekerja Confederaciรณn Nacional del Trabajo (CNT) dan Uniรณn General de Trabajadores (UGT) dilarang, dan diganti oleh korporat Sindicato Vertical pada 1940. Partai Pekerja Sosialis Spanyol dan Esquerra Republicana de Catalunya diberhentikan. Di lain sisi, Partai Komunis Spanyol terpaksa bergerak di bawah tanah. Pihak-pihak yang melontarkan kritik, terlebih mahasiswa, dibungkam. Tak lupa, Franco juga mengganyang Partai Nasionalis Basque serta berusaha melenyapkan gerakan kemerdekaan Basque.

Selama empat dekade, Spanyol hidup di bawah rezim diktator Franco. Walaupun rezimnya sudah berakhir, bau amis warisan yang ditinggalkan Franco kekal. Bahkan kamus Oxford memuat lema “Francoist” untuk mengacu kepada diktator Franco beserta kebijakan-kebijakannya.

Durasi pemerintahan Franco yang panjang berpijak di atas darah oposisi dan propaganda yang efektif hingga ke seluruh dunia. Dalam Franco and the Spanish Civil War (2001), Filipe Ribeiro De Meneses menyatakan bahwa Franco sukses memenangkan hati khalayak karena mampu memenangkan Perang Sipil. Narasi “menyelamatkan negara dari ancaman komunis” jadi nilai jual Franco. Perdana Menteri Inggris Winston Churchill pernah berujar bahwa Franco adalah utusan Tuhan untuk menyelamatkan Spanyol dari kekacauan dan kemiskinan.

Sebuah ujaran yang mirip saat Soeharto dianggap pahlawan rakyat.

Baca juga artikel terkait DIKTATOR atau tulisan menarik lainnya M Faisal Reza Irfan
(tirto.id - Politik)

Reporter: M Faisal Reza Irfan
Penulis: M Faisal Reza Irfan
Editor: Windu Jusuf

Meski Satu Black Box Lion Air Ditemukan, TNI AL Tetap Siaga Penuh

Meski Satu Black Box Lion Air Ditemukan, TNI AL Tetap Siaga Penuh

Jakarta - Panglima Komando Armada I Laksamana Muda TNI Yudo Margono mengatakan pasukannya tetap bersiaga untuk mendukung pencarian badan pesawat, korban, hingga kotak hitam alias black box Lion Air JT 610. Meskipun, mereka telah menemukan dan mengangkat salah satu bagian black box.

"Baik KRI, maupun para penyelam dari Pasukan Intai Amfibi, Komando Pasukan Katak, serta Dinas Penyelamatan Bawah Air masih tetap bersiaga dengan kapal sea rider dan sekoci yang ada," kata Yudo di Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis, 1 November 2018.

Walau salah satu kotak hitam sudah ditemukan, Yudo mengatakan lokasi tepat dari badan pesawat Lion Air JT 610 masih belum ditemukan. Ia mengatakan pasukannya bersama Basarnas masih terus mencari keberadaan pesawat keluaran Boeing itu. "Masih dicari, kalau sudah ketemu akan kami sampaikan," kata Yudo. "Di bawah kendali Basarnas kami melaksanakan tugas ini selama 24 jam."


Pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 610 itu hilang kontak dan jatuh ke perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, pada Senin, 29 Oktober 2018. Sejak pesawat itu dinyatakan jatuh, pasukan gabungan di bawah komando Basarnas langsung melakukan pencarian.

Selain badan kapal, Yudo mengatakan pasukannya terus berupaya menemukan satu kotak hitam lagi. Ia menyebut keberadaan kotak hitam lainnya kemungkinan tidak di area yang sama dengan penemuan kotak hitam pertama, sehingga pasukan akan berpindah lokasi. Untuk menemukan lokasi itu, mereka masih akan menggunakan bantuan remotely operated underwater vehicle alias ROV.

Salah seorang penyelam TNI Angkatan Laut Sersan Satu Marinir Hendra Syahputra mengatakan belum melihat tanda-tanda keberadaan badan pesawat kala ia menyelam mencari kotak hitam. "hanya ada puing-puing saja, terpisahnya lumayan jauh," kata dia. Puing yang ia temukan itu berukuran panjang sekitar setengah meter.
Meski Satu Black Box Lion Air Ditemukan, TNI AL Tetap Siaga Penuh
Sebelumnya, berbekal alat pendeteksi black box yang dipinjamkan Komite Nasional Keselamatan Transportasi, Hendra dan rekannya, Kopral Dua Nur Ali, menyelam ke kedalaman 35 meter di bawah permukaan laut guna mencari keberadaan kotak hitam. Hendra menemukannya saat menyelam di kedalaman 35 meter, dengan koordinat S 05 48 48.051 - E 107 07 37.622 dan koordinat S 05 48 46.545 - E 107 07 38.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjelaskan ada dua macam black box yang terdapat pada pesawat. Pertama yaitu perekam data penerbangan atau flight data recorder (FDR). Kedua adalah perekam suara kokpit atau cockpit voice recorder (CVR).

Saat ini, Tim baru menemukan black box Lion Air JT 610 yang merekam data penerbangan atau FDR. "Black box tersebut langsung dibawa ke Tanjung Priok dan dilakukan suatu evaluasi," kata Budi Karya

Hari ke-5, TNI AL Fokus Cari Badan Pesawat Lion Air JT 610

Hari ke-5, TNI AL Fokus Cari Badan Pesawat Lion Air JT 610 


JAKARTA, TNI Angkatan Laut ( TNI AL) akan fokus melakukan pencarian terhadap badan pesawat Lion Air JT 610, di Perairan Karawang, Jawa Barat, Jumat (2/11/2018). Lion Air PK-LQP rute Jakarta-Tanjung Pinang itu jatuh tak lama setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten. "Hari ini, hari ke-5, Satgasla (Satuan Tugas Laut) SAR TNI AL dengan lainnya, fokus pada pencarian pada kerangka, kemudian potongan, body, nose maupun ekor.

 Lalu yang diduga bagian lain yang bisa ditemukan hari ini," ujar Kolonel Laut (P) Salim Komandan Satuan Kapal Patroli Lantamal III Jakarta di atas KRI Sikuda, yang sedang berlayar menuju Perairan Karawang, Jawa Barat, Jumat (2/11/2018). Salim mengatakan, timnya sudah menemukan titik-titik lokasi benda yang diduga badan pesawat tersebut. Baca juga: Butuh 1-2 Minggu untuk Unduh Data Black Box Pesawat Lion Air Tim akan melakukan penyelaman di lokasi tersebut.

"Kami sudah lihat kerangka body-nya, dan mana nose, mana ekor, sudah dilihat. Tinggal penyelaman, yang mudah-mudahan bisa dilaksanakan dengan baik," kata Salim. Lokasi pencarian tak jauh dari lokasi penemuan kotak hitam atau black box kemarin, di sekitar Tanjung Pakis, Jawa Barat. Sementara, penyelaman di lokasi tersebut berkisar pada kedalaman 25 hingga 30 meter. Salah satu kotak hitam atau black box pesawat Lion Air akhirnya ditemukan di dasar Perairan Karawang, Jawa Barat, Kamis (1/11/2018).
Hari ke-5, TNI AL Fokus Cari Badan Pesawat Lion Air JT 610
Black box ditemukan di kedalaman 30 meter oleh tim penyelam TNI AL dari Batalyon Intai Amfibi (YonTaifib) TNI AL pukul 10.05 WIB. Kemungkinan besar, black box yang ditemukan berisi rekaman data penerbangan atau Flight Data Recorder (FDR). Black box tersebut kini sudah berada di Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
KNKT akan langsung mengunduh data yang ada dalam black box tersebut. Pesawat Lion Air JT 610 dengan rute Jakarta-Pangkal Pinang jatuh di Perairan Karawang, Jawa Barat pada Senin (29/10/2018). Baca juga: FDR dan CVR Black Box Lion Air JT 610 Terpisah karena Benturan Keras Pesawat itu jatuh tak lama setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta di Cengkareng, Tangerang, Banten. Pesawat yang baru beroperasi pada 15 Agustus 2018 itu diketahui membawa 189 orang, yang terdiri dari 178 penumpang dewasa, 1 orang anak, 2 bayi, dan 8 awak pesawat.

Potret Prajurit TNI Penjaga Perbatasan yang Bikin Bangga

Potret Prajurit TNI Penjaga Perbatasan yang Bikin Bangga


Jakarta - Kisah para prajurit Tentara Negara Indonesia (TNI) yang bertugas di perbatasan Indonesia memang selalu menarik. Mereka memiliki tugas pokok yang berat untuk menjaga kedaulatan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Hingar-bingar kehidupan kota rela mereka tinggalkan demi menjaga Indonesia dari para pelintas batas negara. Kerinduan pada keluarga hanya bisa mereka obati dengan berbicara via telepon, yang sinyalnya pun hilang-timbul.


Hal inilah dirasakan oleh para prajurit TNI-AD yang tergabung dalam Satgas Yonif 511/DY. Mereka saat ini bertugas untuk menjaga perbatasan Indonesia-Malaysia di Desa Gun Tembawang, Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat.

Potret Prajurit TNI Penjaga Perbatasan yang Bikin Bangga"Kami jauh dari keluarga, untuk berkomunikasi dengan keluarga kami merasa kesulitan karena sinyal internet, sinyal Telkomsel di  sini sangat sedikit. Tak jarang kami harus berjalan ke desa untuk mendapatkan sinyal kemudian bisa menghubungi keluarga kami," kata Komandan Pos Gun Tembawang Letnan II (Inf) Gatot Primadarsa saat ditemui di lokasi, Rabu 31 Oktober 2018.

Tak sampai di situ. Gatot menceritakan dirinya dan 13 anggota TNI lainnya juga merasa kesulitan untuk mendapatkan bahan makanan. Hal ini lantaran jarak dan akses yang harus ditempuh untuk memasok logistik ke Pos tersebut sangatlah susah.

Tanam Sayur
Begitupun dengan, akses jalan dari Kota menuju Desa Gun Tembawang yang memakan waktu sekitar 3 jam perjalanan. Untuk itu, Gatot dan anggota lainnya memilih untuk menanam berbagai macam tanaman sayuran.

"Saya bersama anggota saya, di sini menanam berbagai macam tanaman sayuran bisa dilihat ada kacang panjang. Kemudian, ada kangkung, sawo, buncis dan terkadang juga mengonsumsi singkong," ucapnya.

Namun, tak melulu soal duka. Gatot mengaku merasa senang dengan ikatan persaudaraan yang kuat di Desa Gun Tembawang.

"Kaitan itu saya jalin dengan cara kami sering berinteraksi yaitu dengan cara bergotong. royong bersama membangun jalan-jalan dan jembatan di sini," ujar Gatot.

Anggota TNI Dibegal dan Dibacok, Pelakunya 7 Remaja, Ada yang Usianya Baru 14 Tahun

Anggota TNI Dibegal dan Dibacok, Pelakunya 7 Remaja, Ada yang Usianya Baru 14 Tahun


Anggota TNI Koramil Tambun Selatan yang juga merupakan anggota Babinsa Tambun, Serka Agus Riyanto dibegal dan dibacok oleh tujuh remaja di kawasan Tambun Selatan, Bekasi, Rabu (26/10/2018) dini hari, dilansir TribunWow.com dari Wartakotalive, Jumat (26/10/2018).
Akibat hal ini, Serka Agus Riyanto harus dirawat di rumah sakit karena beberapa luka sabetan di tubuh.

Dalam waktu kurang dari 30 jam, Polres Bekasi sudah berhasil menangkap lima pelaku, sementara dua lainnya masih buron. Kelima pelaku itu berinisal, R (14), SA (17), NAN (17), S (19), IS (22).

"Dalam waktu 30 jam usai kejadian, pelaku sudah kami tangkap. Total pelaku yang sudah kami tangkap lima orang, dua pelaku lainnya masih buron. Kita akan kejar terus sampai ditangkap," kata Kapolres Metro Bekasi, Kombes Candra Sukma Kumara, di Mapolresta Bekasi, Jumat (26/10/2018).

Selain menangkap kelima pelaku, polisi juga membeberkan kronologi kejadian Serka Agus dibegal oleh tujuh remaja ini. Ketujuh pelaku yang mayoritas masih di bawah umur ini awalnya mabuk-mabukan di kawasan Rawalumbu, Kota Bekasi.

Setelah mabuk-mabukan, semua pelaku akhirnya melancarkan aksinya di kawasan Tambun, Bekasi.
Sesampainya di Jalan Baru Grand Wisata, Desa Lambangsari, Kecamatan Tambun Selatan, mereka melihat Serka Agus Riyanto tengah melintas di kawasan tersebut. Para pelaku kemudian memepet motor Serka Agus untuk membegalnya.

Serka Agus yang melihat pelaku membawa senjata tajam berupa corbek dan celurit, langsung berusaha menyelamatkan diri dengan menjatuhkan motornya lalu berlari.

Namun malang, belum jauh berlari, Serka Agus justru terjatuh hingga akhirnya para pelaku menghampiri dan mengancam korban untuk menyerahkan ponsel dan dompetnya.

Diketahui korban sempat mengaku kepada para pelaku bahwa dirinya merupakan anggota TNI, namun pelaku tetap mengambil ponsel dan dompet korban yang berisi uang tunai senilai Rp 850 ribu.

Serka Agus juga sempat melakukan perlawanan terhadap para pelaku, namun akhirnya korban terkapar setelah mendapat luka bacokan di pinggang dan punggung. Setelah melancarkan aksinya, para pelaku pun melarikan diri.

Akhirnya pada Jumat (26/10/2018) lima pelaku berhasil ditangkap. Polisi awalnya menangkap pelaku S di rumah kontrakannya. Melalui penangkapan S tersebut, akhirnya terus dikembangkan hingga tertangkap empat pelaku lainnya.

Diketahui pelaku IS sempat ditembak kakinya oleh polisi karena melakukan perlawanan. Sementara itu, kini kondisi korban sudah semakin membaik dan sedang terus dilakukan pengawasan tim dokter RSPAD Gatot Subroto Jakarta. "Anggota Babinsa sudah pulih dan membaik tidak perlu melakukan operasi.

Anggota TNI Dibegal dan Dibacok, Pelakunya 7 Remaja, Ada yang Usianya Baru 14 Tahun
Saat ini masih dalam perawatan dan pengawasan tim dokter," ujar Kombes Candra Sukma Kumara.
Candra menyesalkan akan kejadian tersebut, apalagi dilakukan remaja bahkan di bawah umur.

"Saya himbau kepada orang tua agar lebih memperketa melakukan pengawasan kepada anaknya.

Apalagi ketika anaknya pergi keluar rumah, jadi harus ada tanggung jawab mendidik akhlak dan moralnya, tidak hanya membesarkan saja," tegas Kapolres Kombes Candra.

Sementara Komandan Kodim (Dandim) 0509/ Kabuparen Bekasi, Jawa Barat Letkol Arh Henri Yudi Setiawan mengapresiasi langkah cepat kepolisian dalam menangkap pelaku perampokan yang menimpa anggota TNI atau Babinsa.

"Saya ucapkan terima kasih Kapolres dan jajaran yang telah melakukan dengan cepat dab penanganan yang serius.

Harapannya bisa jadi efek jera yang lainnya sehingga menjadikan Kabupaten Bekasi aman dari begal baik yang dilakukan oleh dewasa maupun maupun di bawah umur," paparnya.

Barang bukti yang diamankan, dua buah senjata tajam jenis corbek, satu senjata tajam jenis celurit, HP milik korban dan pakaian korban yang terkena celurit.

Atas perbuatannya, pelaku dijerat Pasal pencurian dengan kekerasan 365 KUHP ancaman pidana penjara maksimal 12 tahun penjara. (*)

Temuan BPK: Kebocoran Proyek Infrastruktur Jokowi Capai 45 T Rupiah

Temuan BPK: Kebocoran Proyek Infrastruktur Jokowi Capai 45 T Rupiah

Sejumlah kabar mengungkap adanya dugaan kebocoran dalam pembangunan infrastruktur yang dibangun oleh pemerintahan Joko Widodo senilai Rp45,6 triliun.
Badan Pemerikasa Keuangan (BPK) membenarkan adanya kebocoran itu. Namun jumlahnya berbeda yakni Rp 44,052 triliun.

“Itu temuannya dari jumlah Rp 45,6 triliun dan sudah ditindaklanjuti sebesar Rp 44,052 triliun,” ujar Humas BPK Reza Hadi Satria kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (19/10).
Temuan BPK: Kebocoran Proyek Infrastruktur Jokowi Capai 45 T Rupiah

Berdasarkan keterangan dari IHPS I 2018, kebocoran atau kerugian negara dari berjalannya infrastruktur sejak tahun 2018 beraneka macam. Di antaranya proyek Pelindo, pembangkit listrik dan sebagainya.

Sementara dari BPK sendiri masih melakukan pemeriksaan lebih lanjut dalam berjalannya semester II tahun 2018 ini.

Reza mengungkapkan semuanya sudah ada di laman resmi BPK terkait Indeks Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) I tahun 2018.

“Itu jumlah total, rincian ada di IHPS di lampiran E.3, silakan dilihat di website,” demikian Reza. 

TNI Keluarkan Aturan Baru soal Sanksi Bagi Prajurit yang Melanggar Lalu Lintas

TNI Keluarkan Aturan Baru soal Sanksi Bagi Prajurit yang Melanggar Lalu Lintas

Prajurit jajaran Korem 091/Aji Surya Natakesuma (ASN) melaksanakan sosialisasi tentang sanksi administrasi bagi prajurit atas pelanggaran lalu lintas dan angkutan jalan.

Kegiatan sosialisasi itu bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang sanksi-sanksi yang akan diberikan kepada prajurit yang melakukan pelanggaran dan menjadi pedoman dalam pelaksanaan tugas, sehingga tidak ada lagi keraguan dalam setiap pengambilan keputusan terutama yang berkaitan dengan kedinasan.

Dengan adanya Kep Kasad Nomor Kep/75/II/2018 yang merupakan pengganti dari Peraturan Kep Kasad Nomor Kep/75/II/2016 tanggal 1 Februari 2016, telah memberikan kepastian hukum serta penyeragaman dalam penerapan penjatuhan sanksi administrasi di lingkungan TNI AD.

Dandenpom VI/1 Samarinda Letkol CPM Fauzi Hizriyansyah mengatakan sebagai alat negara dalam mempertahankan keutuhan NKRI, semenjak prajurit dilantik dan diberikan pangkat yang melekat pada dirinya dalam melaksanakan tugas, harus selalu perpegang teguh dan berpedoman kepada ketentuan, aturan dan hukum yang berlaku.

"Sebagai prajurit kita harus taat, dan berpegang teguh pada aturan, jika ada yang melanggar, pasti ada sanksinya," ungkapnya, Jumat (19/10/2018), melalui siaran pers Korem 091/Aji Surya Natakesuma (ASN).

Dalam aturan baru ini, dijelaskan tentang lama hukuman serta laporan perkembangan Kepribadian (Lapbangpri).
TNI Keluarkan Aturan Baru soal Sanksi Bagi Prajurit yang Melanggar Lalu Lintas
"Peraturan baru ini sebagai bentuk konsekuensi terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh prajurit. Untuk itu personil mempedomani sanksi administrasi bagi militer di lingkungan TNI AD yang melakukan pelanggaran," ucapnya.

Dengan peraturan ini diharapkan dapat menekan dan meminimalisir angka pelanggaran yang dilakukan oleh prajurit khususnya di jajaran Korem 091/ASN dan diharapkan hingga ke angka zero accident.

Kegiatan sosialisasi ini diikuti oleh puluhan prajurit diantaranya Korem 091/ASN, Kodim 0901 Samarinda, Kodim 0902 Tanjung Selor, Kodim 0904 Tanah Grogot, Kodim 0906 Tenggarong, Kodim 0909 Sangatta, Kodim 0912 Kutai Barat, Kodim 0913 Penajam Paser Utara, Denpom VI/1 Samarinda dan Yonif 611/Awang Long. 

2 Prajurit Kodam Bukit Barisan Jadi Kurir Narkoba, TNI AD akan Pecat

2 Prajurit Kodam Bukit Barisan Jadi Kurir Narkoba, TNI AD akan Pecat

Jakarta - Tim Gabungan TNI AD dan Badan Narkotika Nasional (BNN) berhasil menangkap dua oknum anggota TNI AD yang menjadi kurir narkotika jenis pil ekstasi dari Provinsi Riau yang akan dibawa ke Cilegon. Dua oknum TNI itu ditangkap di Agen bus ALS di daerah Cilegon, Merak, Banten.

"Penangkapan anggota TNI AD ini sesungguhnya telah dilakukan 18 hari yang lalu (29 September 2018) oleh tim gabungan dan ketika itu kedua oknum Kopda ED dan Praka RM yang merupakan anggota Yonif 132/Bima Sakti Kodam I/Bukit Barisan sedang membawa narkotika jenis pil ekstasi dari Riau yang akan dibawa ke Cilegon," ujar Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) I/Bukit Barisan Kolonel Inf Roy Sinaga, dalam keterangan tertulis TNI AD, Rabu (17/10/2018).

Roy mengatakan, keduanya langsung diamankan sementara di kantor BNN Cawang Jakarta Timur, beserta barang bukti berupa pil ekstasi sebanyak 65 ribu butir warna pink. Usai diamankan di Kantor BNN, Kopda ED dan Praka RM kemudian digelandang ke Pomdam Jaya/Jayakarta untuk dilakukan pemeriksaan awal.

"(Kemudian) Sesuai UU RI No 31 tahun 1997 di mana locus delicti (tempat kejadian) dan tempos delicti (waktu kejadian) berada di wilayah Kota Cilegon, maka proses penyidikan selanjutnya harus dilaksanakan di Pomdam III/Siliwangi, oleh karena itu pihak Kodam I/BB melalui Pomdam I/BB pada tanggal 11 Oktober lalu kedua oknum tersebut kita serahkan ke Pomdam III/Slw untuk proses penyidikan pelaku," jelasnya.

Roy memastikan, pihaknya akan memberikan hukuman berat yang sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku bagi prajurit TNI, jika kedua oknum TNI itu terbukti bersalah. Hal itu sebagai wujud keseriusan Kodam Bukit Barisan, sesuai amanat Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, KSAD Jenderal Mulyono dan Pangdam Bukit Barisan dalam menangani masalah narkoba.

"Dalam setiap kesempatan Pangdam I/BB Mayjen TNI Sabrar Fadhilah selalu menyampaikan kepada prajurit untuk menjauhi barang haram ini dan katakan tidak pada narkoba. Untuk itu, Jika terbukti bersalah maka Pangdam tidak segan-segan akan memproses pemecatannya," ujar Alumni Akmil 1997 ini.
2 Prajurit Kodam Bukit Barisan Jadi Kurir Narkoba, TNI AD akan Pecat
Menurut Roy, selama ini, pihaknya telah melakukan tindakan preventif dan berulang kali memberikan pengarahan-pengarahan kepada prajurit beserta keluarganya baik melalui Komandan Satuan yang sifatnya internal seperti Jam Komandan, sosialisasi dan kegiatan Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) yang dilakukan secara acak, mendadak dan sifatnya rahasia. Dia pun siap memecat Kopda ED dan Praka RM.

"Jangan ragukan itu, ini sudah menjadi komitmen kita bersama. Yakinlah dan percayakan sepenuhnya, kita tidak akan menutup-nutupi atau memperlambat. TNI AD juga menyerahkan proses pengembangan dalangnya kepada BNN atau Polri. Kita siap membantu sepenuhnya. Pengguna saja kita pecat, apalagi kalau ternyata mereka terbukti sebagai pengedar," pungkasnya.

Kategori

Kategori