Terungkap !! Jutaan Ton Beras Subsidi Untuk Rakyat Miskin Di Selewengkan Bulog - Commando

Gila .. Subsidi Untuk Rakyat Miskin pun Disikat, Terungkap !! Jutaan Ton Beras Subsidi Rusak di Tangan Mafia - Commando

C0MANDO.COM - JAKARTA – Pihak Kepolisian Baru saja mengungkap sebesar 1,5 juta ton beras yang diselewengkan. Tentu saja temuan polisi ini mengarah kepada kasus tindak pidana korupsi dalam distribusi yang dilakukan oleh Bulog. Perlu Diketahui Jika Sebelumnya juga diketahui jika, praktik pengoplosan beras bersubsidi ini sendiri sempat terungkap di Cipinang dan Kelapa Gading Pada temuan awal hanya 152 ton beras bersubsidi.

Gila .. Subsidi Untuk Rakyat Miskin pun Disikat, Terungkap !! Jutaan Ton Beras Subsidi Rusak di Tangan Mafia - Commando


Terkait dengan hal ini Bareskrim Polri mengungkapkan, Jika penyalahgunaan 1,5 juta ton beras bersubsidi ini sendiri dilakukan oleh  PT DSU. PT DSU Dengan sengaja mengoplos beras bersubsidi dengan beras merek Palem Mas yang kemudian dipasarkan dengan merek Pales mas.

Tentu saja Karena hal ini Mereka mendapat keuntungan yang jauh lebih besar dari selisih antara harga beras bersubsidi dan beras lokal. Sesuai dengan temuan yang berhasil di ungkap digudang Pasar Induk Cipinang kemarin, Kabareskrim Komjen Ari Dono Sukmanto menuturkan jika sedikitnya 1,5 juta ton beras bersubsidi itu diimpor pemerintah dan diserahkan kepada Bulog. Namun, Sayangnya 400 ton di antaranya dikuasai lelaki berinisial AL.

''AL ini yang menyewa gudang ini dan mengoplosnya dengan beras lokal Palem Mas,'' jelasnya.

Dari Hasil Temuannya tersebut di antara 400 ton beras bersubsidi, tersebut diketahui sebagian besar ternyata telah dipasarkan. Bahkan terungkap, ada sepuluh truk yang sudah keluar untuk mendistribusikan beras oplosan tersebut. Kabar Baiknya sudah tujuh truk pembawa beras oplosan tersebut berhasil di amankan namun sisanya entah kemana.

 ''Kami masih melacak tiga truk lainnya. Yang pasti, truk ini sudah membawa beras oplosan,'' katanya.

Sesuai dengan informasi yang berhasil pihak kepolisian kumpulkan dari AL diketahui jika ratusan ton beras bersubsidi yang dimilikinya didapatkan dari dua karyawan PT DSU Sendiri. yang berinisial AS dan SU. Pada Penyedilikan selanjutkan, Pihak Bareskrim berhasil menemukan 800 ton beras bersubsidi yang disimpan di sejumlah gudang di Jakarta.

''AS dan SU sedang diperiksa untuk keterlibatan lebih jauh,'' katanya.

Patut diduga, 800 ton beras itu juga dikelola dan dikuasai PT DSU. Menurut dia, dengan begitu, diketahui bahwa ada 1,2 juta ton yang telah dideteksi Bareskrim.

''Sisanya yang 300 ton beras subsidi ini posisinya lost atau hilang. Kami masih berusaha melacaknya. Tapi, kasus ini cukup rumit karena beras ini sudah menyebar ke mana-mana,'' tuturnya.

Masalah bertambah pelik begitu Bareskrim memeriksa PT DSU. Sebab, ternyata PT DSU tidak tercatat sebagai perusahaan yang bekerja sama dengan Bulog untuk mendistribusikan beras bersubsidi.

''Maka, pertanyaan besarnya, bagaimana PT DSU bisa mendapatkan beras subsidi sebanyak ini?'' ujarnya.

Karena itulah, Bareskrim mengendus adanya permainan oknum Bulog dalam kasus tersebut. Sangat mungkin ada oknum Bulog yang menyalurkan beras bersubsidi tersebut ke tangan PT DSU yang sebenarnya tidak memiliki hak.

''Ya, karena itu, konstruksi hukumnya dari pelanggaran Undang-Undang Perlindungan Kosumen yang dipuncaki dengan Undang-Undang Pemberantasan Korupsi. Bisa jadi ditambah dengan Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang,'' tegasnya.

Beras bersubsidi itu sebenarnya akan digunakan untuk operasi pasar apabila harga naik drastis atau ada kekurangan pasokan.

''Kerugian negara akibat praktik seperti ini berlipat ganda. Uang negara hilang, masyarakat tidak bisa mengonsumsi beras dengan harga yang lebih murah,'' jelasnya.

Dalam praktiknya, pengoplosan beras itu menggunakan perbandingan 2:1. Dua bagian beras merek Palem Mas dan satu bagian beras bersubsidi. Beras oplosan itu lantas dijual dengan merek Palem Mas. Dengan praktik seperti itu, pengoplos bisa mendapat keuntungan ribuan rupiah per kilogram.

Apalagi bila semua kemasan Palem Mas diisi beras bersubsidi. Keuntungan mereka sekitar Rp 4 ribu per kg. Sebab, harga beras bersubsidi Rp 7 ribu per kg, sedangkan beras Palem Mas Rp 11 ribu perk kg. Dengan begitu, dapat dipastikan pengoplos beras tersebut mendapat keuntungan Rp 4 ribu per kilogram. Bila dijumlahkan dengan 400 ton beras yang dikuasai AL, keuntungan pengoplosan oleh AL bisa mencapai Rp 1,6 miliar.

''Ini belum dihitung kalau 1,5 juta tonnya ya, bisa jadi lebih besar lagi,'' papar Ari Dono.

Untung, pengoplosan beras tersebut bisa dicegah sebelum semua stok terjual. Ari menyatakan, gudang tersebut disewa selama empat bulan dan pengoplosan mungkin sudah terjadi selama sebulan.

''Kami berlomba dengan waktu untuk mengungkap semuanya,'' tegasnya.

Berkomentarlah Dengan Bijak
EmoticonEmoticon