Terkait dengan Penangkapan Kivlan Zein Cs, Mabes TNI: Konteksnya sangat jauh berbeda dengan peristiwa G30S/PKI - Commando
C0MANDO.COM - JAKARTA – Saat ini Mabes TNI menduga jika sudah adanya upaya adu domba antra korps militer dengan Polri. Terlebih lagi dengan beredarnya video dari channel YouTube yang menyebutkan jika penangkapan dua jenderal purnawirawan TNI mengingatkan peristiwa kelam G30S/PKI.
Seperti yang diketahui bersama jika dalam Peristiwa G30S/PKI Tersebut, para Jenderal diculik setelah difitnah mendirikan Dewan Jenderal, yang akan melengserkan Presiden RI Soekarno.
Menanggapi hal tersebut, Kapuspen TNI, Mayjen Wuryanto menegaskan jika konteks panangkapan kedua jenderal purnawirawan pada Jumat 2 Desember 2016, Sangatlah berbeda.
Kapuspen TNI, Mayjen Wuryanto juga menambahkan jika, peristiwa sejarah tentang upaya makar kepada negara dapat dilakukan oleh siapapun termasuk dilakukan oleh oknum TNI. Bahkan untuk menguatkan pernyataannya tersebut Kapuspen TNI, Mayjen Wuryanto menyontontohkan, diantaranya Kolonel Maludin Simbolon pada pemberontakan PRRI di Padang, Letkol Untung Sutopo dalam G30S/PKI di Madiun, Letkol Abdul Kahar Muzakkar pada peristiwa DI/TII di Sulawesi dan Letda Ibnu Hadjar pada peristiwa DI/TII di Kalimantan.
Baca Juga Berita Terkini Lainnya :
Transfer Uang Menjadi salah satu Bukti Kasus Makar - Commando
Purnawirawan Ditangkap Dengan Dugaan Makar, Pangdam Jaya: TNI Tetap Solid! - Commando
Kepolisian Tengah Memburu Pemilik Akun 'Dragon TV' Terkait Penangkapan Kivlan Zein Cs
“Peristiwa sejarah tersebut membuktikan bahwa siapapun yang melakukan itu adalah penghianat bangsa, termasuk pada peristiwa penculikan terhadap para Jenderal dalam G30S/PKI beberapa tahun yang silam, dan siapapun yang akan melakukan makar kepada pemerintah yang sah akan berhadapan dengan seluruh komponen bangsa dan TNI-Polri sebagai garda terdepan,” tegas Wuryanto.
Oleh karena nya, Kapuspen TNI, Mayjen Wuryanto mengimbau supaya masyarakat lebih selektif dalam memilih informasi. Terlebih lagi apabila kabar tersebut disebar oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
“Mencermati pemberitaan dan peristiwa sejarah kelam bangsa Indonesia, saya menghimbau kepada masyarakat untuk lebih waspada dan selektif lagi dalam memilah dan memilih informasi yang disebarkan oleh oknum yang tidak bertangggung jawab, melalui media massa khususnya media sosial,” tandasnya.
C0MANDO.COM - JAKARTA – Saat ini Mabes TNI menduga jika sudah adanya upaya adu domba antra korps militer dengan Polri. Terlebih lagi dengan beredarnya video dari channel YouTube yang menyebutkan jika penangkapan dua jenderal purnawirawan TNI mengingatkan peristiwa kelam G30S/PKI.
Seperti yang diketahui bersama jika dalam Peristiwa G30S/PKI Tersebut, para Jenderal diculik setelah difitnah mendirikan Dewan Jenderal, yang akan melengserkan Presiden RI Soekarno.
Menanggapi hal tersebut, Kapuspen TNI, Mayjen Wuryanto menegaskan jika konteks panangkapan kedua jenderal purnawirawan pada Jumat 2 Desember 2016, Sangatlah berbeda.
“Konteksnya sangat jauh berbeda dimana pada peristiwa G30S/PKI, PKI lah yang menculik para Jenderal TNI AD dan melaksanakan upaya makar. Sedangkan penangkapan kedua purnawirawan tersebut, dilakukan oleh institusi yang sah dan tentu dengan alasan yang kuat sesuai peraturan perundangan yang berlaku,” jelas Wuryanto melalui keterangan tertulisnya, Selasa (6/12/2016).
Baca Juga Berita Terkini Lainnya :
Transfer Uang Menjadi salah satu Bukti Kasus Makar - Commando
Purnawirawan Ditangkap Dengan Dugaan Makar, Pangdam Jaya: TNI Tetap Solid! - Commando
Kepolisian Tengah Memburu Pemilik Akun 'Dragon TV' Terkait Penangkapan Kivlan Zein Cs
“Peristiwa sejarah tersebut membuktikan bahwa siapapun yang melakukan itu adalah penghianat bangsa, termasuk pada peristiwa penculikan terhadap para Jenderal dalam G30S/PKI beberapa tahun yang silam, dan siapapun yang akan melakukan makar kepada pemerintah yang sah akan berhadapan dengan seluruh komponen bangsa dan TNI-Polri sebagai garda terdepan,” tegas Wuryanto.
Oleh karena nya, Kapuspen TNI, Mayjen Wuryanto mengimbau supaya masyarakat lebih selektif dalam memilih informasi. Terlebih lagi apabila kabar tersebut disebar oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
“Mencermati pemberitaan dan peristiwa sejarah kelam bangsa Indonesia, saya menghimbau kepada masyarakat untuk lebih waspada dan selektif lagi dalam memilah dan memilih informasi yang disebarkan oleh oknum yang tidak bertangggung jawab, melalui media massa khususnya media sosial,” tandasnya.
Berkomentarlah Dengan Bijak
EmoticonEmoticon