Nah Loh .. Sudah Banyak Di Temukan TKA Ilegal Asal China di Mojokerto - Commando

Nah Loh Banyak Di Temukan Tenaga Kerja Asing Ilegal Asal China di Mojokerto - Commando

C0MANDO.COM - MOJOKERTO – Dikabarkan jika Kawasan Kabupaten Mojokerto sudah masuk kedalam kategori daerah yang rawan akan persinggahan Para tenaga kerja asing (TKA) ILEGAL. Buktinya, dari beberapa kasus Tenaga Kerja Asing (TKA) ilegal asal China sudah banyak ditemukan di Mojokerto. Sebut saja di PT Jaya Mustika Indonesia (JMI) yang diketahui berlokasi di Desa Tumapel, Kecamatan Dlanggu, Kabupaten Mojokerto.

Dari Perusahaan tersebut telah ditemukan 26 orang Tenaga Kerja Asing ilegal asal China. Terkait dengan hal ini Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan (Kadisnakertransduk) Jawa Timur bahkan sudah memberikan sanksi terhadap perusahaan yang mempekerjakan Tenaga Kerja Asing ilegal itu. Kasus yang sama juga terjadi di PT Manna Jaya Makmur di Desa Sumberwono, Kecamatan Bang sal, dan PT Jatim Abadi Per kasa, Desa Gebangsari, Kecamatan Jatirejo.

Nah Loh Banyak Di Temukan Tenaga Kerja Asing Ilegal Asal China di Mojokerto - Commando

TKA ilegal juga sempat ditangkap petugas dari Kantor Imigrasi Kelas I Surabaya di PT Sinergi Sampower. Petugas imigrasi menyebut, Kabupaten Mojokerto menjadi daerah rawan TKA ilegal karena memiliki kawasan industri dan ba nyaknya pabrik penanaman modal asing (PMA) yang berdiri di hampir setiap kecamatan. Dari sekira 800 perusahaan di wilayah ini, 40% di antaranya mempekerjakan TKA.

 “Kami akui, Kabupaten Mojokerto menjadi daerah rawan TKA ilegal,” kata Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Mojokerto Tri Mulyanto kemarin. Pihaknya, kata Tri, sudah melakukan monitoring soal keberadaan TKA di wilayahnya. Hanya saja, ada beberapa kendala untuk bisa mengetahui jumlah TKA dan status mereka di masing-masing perusahaan, termasuk kelengkapan administrasinya.

“Kalau tanya di bagian personalia, tentu saja kita tidak akan mendapatkan data yang valid. Karena jika ada TKA ilegal, pihak perusahaan akan melindungi,” terangnya. Meski begitu, pihaknya sudah memiliki strategi khusus untuk mengetahui keberadaan TKA ilegal di semua perusahaan. Hanya, Tri tak menyebut strategi itu dengan alasan tak ingin strategi ini bocor. “Tahun depan, kami akan monitoring TKA di semua perusahaan. Yang jelas, kami tidak akan menanyakan kepada perusahaan melalui personalia. Saya yakin jika strategi yang baru ini dijalankan, tak akan ada per usahaan yang bisa menyembunyikan TKA ilegal,” ujarnya yakin.

Lebih jauh mantan Kepala Satpol PP Kabupaten Mojokerto ini menyebut, pihaknya akan melakukan tindakan tegas jika menemukan perusahaan yang mempekerjakan TKA ilegal. Karena itu, dia meminta agar semua perusahaan yang mempekerjakan TKA secepatnya melengkapi dokumen, sebelum pihaknya melakukan monitoring ketat. “Kalau memang ada perusahaan yang mempekerjakan TKA ilegal, mereka harus segera memulangkannya atau kita tindak tegas,” ancamnya.

Anggota DPRD Kabupaten Mojokerto Kurniawan Eka Nugraha mengatakan, Kabupaten Mojokerto memang rawan menjadi sasaran singgah TKA ilegal. Terlebih, kata Eka, di wilayah ini terdapat banyak perusahaan PMA. Karena banyaknya perusahaan, pengawasan untuk masalah ini tidak akan berjalan efektif. “Kan sudah banyak kasus ditemukan TKA ilegal asal China beberapa waktu lalu. Ini fenomena gunung es. Saya yakin, yang masih belum ditemukan lebih banyak,” kata Eka. 300 TKA Warawiri di Proyek BUMN Di bagian lain, dugaan Gresik menjadi sarang TKA ilegal menguat.

Hal itu diperkuat dengan lemahnya pengawasan Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) sehingga pihak pengguna jasa TKA seenaknya mendatangkan mereka. Informasi yang dihimpun, dugaan potensi warawiri TKA berada di proyek Amoniak Urea II milik PT Petrokimia Gresik. Proyek tersebut dimenangkan konsorsium Wuhuan Engineering dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk.

Proyek bernilai Rp8,1 triliun itu kerap menggunakan TKA asal China yang didatangkan Wuhuan Engineering. Diperkirakan, TKA yang dikaryakan Wuhuan Engineering di dalam proyek Amoniak Urea II berkisar 250 sampai 300 orang. Keberadaan mereka tidak permanen, tapi bergonta-ganti setiap saat sesuai dengan kebutuhan. Bahkan, pergantian itu tidak lama, hanya kisaran dua sampai tiga bulan. Jadi, gelombang kedatangan TKA itu cukup mencolok.

Menariknya lagi, ratusan TKA itu menetap di proyek Amoniak Urea II di dalam area PT Petrokimia Gresik. Mereka tinggal di barak-barak kontainer yang disediakan dalam proyek. Fasilitas itulah yang kemudian kerap menimbulkan kecurigaan dan diskriminasi para pekerja lokal di proyek yang menggunakan pembiayaan dari PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia. “Kami memang mendapat informasi yang cukup mencengangkan di salah satu proyek di BUMN. Sangat banyak menggunakan TKA dan ada pergantian yang bergelombang setiap saat,” ungkap Ketua Komisi D DPRD Gresik Muntarifi kemarin. (OKZ_)

Berkomentarlah Dengan Bijak
EmoticonEmoticon