Sebelum Lengser, Obama Diam-diam Sumbang Palestina Rp2,9 T Namun Diblokir Trump - Commando

Sebelum Lengser, Obama Diam-diam Sumbang Palestina Rp2,9 T Namun Diblokir Trump - Commando


C0MANDO.COM - GAZA - Sebelumnya dilaporkan jika Otoritas Palestina (PA) sudah mengkonfirmasi jika Palestina sudah menerima transfer dana bantuan Dari Negara Amerika Serikat (AS) Sebesar USD221 juta atau sekitar Rp2,9 triliun yang disalurkan oleh Barack Obama beberapa jam sebelum ia lengser.

Namun, Palestina juga membenarkan jika tak lama setelah Obama MenTransfer bantuan Presiden Baru AS Donald Trump langsung membekukan atau memblokir sumbangan tersebut. Perlu

Konfirmasi tersebut langsung disampaikan oleh Husam Zomlot, penasihat Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas. ”Kami telah menerima jumlah yang lalu, yang diperintahkan oleh pemerintahan Obama. Mereka telah mentransfer uang ini,” katanya.

Sebelum Lengser, Obama Diam-diam Sumbang Palestina Rp2,9 T Namun Diblokir Trump - Commando

Obama diam-diam menyalurkan bantuan dana sebesar itu, karena tanpa sepengetahuan Kongres. Keputusan Obama sepihak membuat Palestina kecewa. ”Saya sangat kecewa bahwa Presiden Obama menentang pengawasan kongres dan metransfer USD221 juta untuk wilayah Palestina,” katanya.

Transfer uang itu berasal dari Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) yang dibahas menit-menit terakhir sebelum Obama lengser. Menteri Luar Negeri AS era Obama, John Kerry, kemudian mengumumkannya secara resmi kepada Kongres.

Awalnya mayoritas anggota Kongres menyetujuinya. Namun, dua anggota Kongres dari Partai Republik menentang dan minta agar transfer dana ke Palestina ditangguhkan.

Pemerintah Presiden Trump setuju dengan keputusan dua anggota Kongres itu untuk membekukan sumbangan dana Rp2,9 triliun ke Palestina.

Zomlot berharap pemerintah Trump melanjutkan kebijakan pendahulunya terkait Palestina. Dia menolak mengomentari diskusi politik internal di AS soal bantuan keuangan AS ke Tepi Barat dan Gaza.

”Begitu mereka (AS) mengumumkan posisi baru (tentang masalah ini), kami akan bereaksi,” ujarnya kepada RIA Novosti, yang dikutip Jumat (27/1/2017).

Sumber : Sindonews

Berkomentarlah Dengan Bijak
EmoticonEmoticon