Panglima TNI : Saat ini Habib Rizieq menjadi Korban Propaganda Australia dan AS "Semakin nyata bahwa tangan-tangan luar ikut bermain." - Commando

Panglima TNI : Saat ini Habib Rizieq menjadi Korban Propaganda Australia dan AS "Semakin nyata bahwa tangan-tangan luar ikut bermain." - Commando

C0MANDO.COM - JAKARTA - Di Informasikan Jika, Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI), Jenderal Gatot Nurmantyo, menjelaskan jika Rizieq Shihab, yang merupakan pemimpin Front Pembela Islam (FPI), saat ini tengah menjadi korban propaganda Media Australia dan Amerika untuk memecah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Panglima TNI mengaku jika pada awalnya ia menerima pesan melalui aplikasi percakapan WhatsApp yang menyebutkan Jika Habib Rizieq Shihab telah dianiaya oleh prajurit Kostrad (Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat). Mendengar kabar tersebut Panglima TNI langsung memerintahkan aparatnya untuk menelusuri sumber informasi tersebut.

Panglima TNI : Saat ini Habib Rizieq menjadi Korban Propaganda Australia dan AS "Semakin nyata bahwa tangan-tangan luar ikut bermain." - Commando

"Langsung Intelijen saya suruh bekerja mencari, dan ternyata hoax (kabar bohong) tersebut berasal dari Australia dan Amerika," kata Panglima kepada wartawan usai berbicara pada sebuaf forum seminar di kampus Universitas Padjajaran, Kota Bandung, Jawa Barat, pada Rabu, 23 November 2016.

Informasi bohong semacam itu, Jendral TNI Gatot mengakui, Jika memang bukan kali pertama dia terima. Namun dia menganalisis informasi tak benar tentang Rizieq Shihab itu menunjukkan memang ada kekuatan asing yang sedang berupaya mengusik persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. "Semakin nyata bahwa tangan-tangan luar ikut bermain."

Panglima menengarai penyebaran informasi bohong itu berhubungan dengan kiprah Rizieq Shihab yang sangat aktif menyuarakan tuntutan agar aparat penegak hukum mengadili kasus penistaan agama oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Rizieq diketahui juga paling vokal saat aksi demonstrasi bela Islam II pada 4 November 2016 sekaligus penggerak ribuan muslim menuntut Presiden Joko Widodo agar bersikap adil dan tidak melindungi Ahok.

Berkomentarlah Dengan Bijak
EmoticonEmoticon