Kisah Radne, Kepala Stasiun yang 10 Tahun Tak Lebaran Bersama Keluarga

Kisah Radne, Kepala Stasiun yang 10 Tahun Tak Lebaran Bersama Keluarga

jatimnow.com - Di tengah kesibukan arus mudik dan ramainya Stasiun Malang Kota Baru, ada seseorang yang berperan penting mengatur kelancarannya, dia adalah Kepala Stasiun Malang Kota Baru, Radne Anyarso Tulad.

Tahun ini, pria kelahiran Solo (41 tahun) itu dipastikan tak dapat menikmati Lebaran Idul Fitri bersama keluarganya demi melayani ribuan pemudik. Ini bukan kali pertama, sudah sejak tahun 2009, Radne tak bisa menikmati suasana Lebaran bersama keluarga di kampung halamannya.


"Sudah lama, terakhir kali bisa berlebaran dengan keluarga itu tahun 2008 lalu," ungkap Radne saat ditemui jatimnow.com di Stasiun Malang Kota Baru, Selasa (4/6).

Sebagai kepala stasiun, Radne merasa bertanggungjawab penuh dalam memegang kendali operasional stasiun mulai dari pengaturan penumpang dan staf, hingga memastikan segala fasilitas sarana prasarana stasiun memadai.

Hal inilah yang membuat dirinya tak bisa meninggalkan stasiun sejak dua minggu sebelum Lebaran Idul Fitri.

"Memang untuk pelaksana hingga direksi tidak dapat libur saat mendekati lebaran. Jadi harus masuk itu mulai tanggal 26 Mei sampai 16 Juni, tidak boleh libur," tandasnya.

Ia menceritakan, awal mula tak bisa mudik ke kampung halaman sempat mendapat protes dari sang anak.

"Ya ditanya sama anak saya yang masih kecil. Kok bapak ndak pulang, kok bapak ndak libur?" ceritanya sambil menirukan sang anak.

Namun, lambat laun sang anak dan keluarga sudah bisa menerima resiko pekerjaan yang dimilikinya.

"Rasanya awal–awal memang berat, anak juga sering protes, tapi lama–lama akhirnya keluarga memahami dan tahu juga," lanjutnya.

Bahkan, anak Radne mengaku tidak ingin meneruskan pekerjaan sang ayah lantaran tak bisa menikmati Lebaran bersama keluarga.


"Ya katanya anak saya tidak mau meneruskan pekerjaan bapaknya jadi kepala stasiun," kisah pria 41 tahun ini.

Kini pria yang mengawali pekerjaannya di PT KAI sejak tahun 1997 itu sudah ikhlas bila harus melayani penumpang dan melewatkan waktu Lebaran bersama keluarga.

"Kalau kita merasa berat nanti akan beresiko menderita sendiri. Ini anggap sebagai kebahagiaan tersendiri bisa melayani dan mengayomi masyarakat yang hendak mudik bertemu keluarga," terangnya.

Menyiasati kerinduan terhadap keluarga, pria dengan 3 orang anak ini biasanya mengambil cuti liburan 2 minggu sebelum Lebaran tiba.

"Kemarin sih sebelum tanggal 26 Mei sudah cuti dan pulang ke Solo, tapi cuma dapat jatah 2 hari saja. Ya disyukuri saja mas," ungkapnya.

Kini Radne harus fokus melayani puluhan ribu pemudik yang tiba dan berangkat dari Stasiun Malang Kota Baru.

Berkomentarlah Dengan Bijak
EmoticonEmoticon