TNI, Militer AS, Negara Asia Tenggara dan Selatan Gelar Latihan Kesiapsiagaan Maritim

TNI, Militer AS, Negara Asia Tenggara dan Selatan Gelar Latihan Kesiapsiagaan Maritim


Singapura - Sejumlah personel Tentara Nasional Indonesia (TNI), militer Amerika Serikat dan enam negara dari Asia Selatan dan Tenggara, sejak 27 Agustus 2018, telah memulai latihan gabungan multinasional rutin tahunan di Singapura.

Pelatihan Kerja Sama dan Pelatihan Asia Tenggara (SEACAT) ke-17 berfokus pada peningkatan domain awareness maritim melalui berbagi informasi yang kolaboratif dan terkoordinasi, "untuk memastikan bahwa lingkungan dan cara terbaik guna beroperasi sebagai kekuatan maritim terpadu yang efektif."

Angkatan laut dan penjaga pantai (coast guard) dari Bangladesh, Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Amerika Serikat, Thailand, dan Vietnam berpartisipasi dalam latihan tersebut, yang meliputi serangkaian seminar dan lokakarya mengenai "pencarian dan penyitaan" kapal di maritim.

Latihan juga meliputi 15 simulasi operasi maritim langsung di lautan dengan menggunakan tiga kapal yang dirancang untuk memberikan kesempatan pelatihan di lingkungan dunia nyata.

"SEACAT menunjukkan komitmen gabungan dari angkatan laut, penjaga pantai, penegak hukum dan antar-organisasi lainnya dari AS dan ASEAN untuk bekerja berdampingan guna memastikan skema berbagi informasi yang transparan dan inklusif di mana negara-negara mitra, berkontribusi untuk kesadaran domain maritim," kata Laksamana Muda AL Amerika Serikat Joey Tynch, pemimpin SEACAT dalam sebuah telekonferensi pers, Kamis (30/8/2018).

Mengomentari soal partisipasi Indonesia, Tynch mengatakan, "Sejumlah personel TNI AL aktif berpartisipasi dalam latihan ini, demi meningkatkan kapasitas mereka dalam mengantisipasi pergerakan dan perlintasan kapal ilegal di batas-batas maritim Indonesia. Sangat senang bisa bekerjasama dengan mitra dari Indonesia."


Latihan SEACAT ke 17 tahun ini juga memasukkan skenario-skenario inter-komunikasi maritim yang kompleks dengan bercermin pada praktik "dunia nyata, waktu terkini".

Skenario itu akan melibatkan semua sumber yang tersedia termasuk Information Fusion Center (IFC) dan Maritime Operations Centers (MOC) di Brunei, Filipina dan Thailand.

Salah satu simulasi latihan melibatkan kapal dan pesawat dari angkatan laut dan penjaga pantai yang berpartisipasi, termasuk pesawat patroli maritim P-8A Poseidon milik Angkatan Laut AS, untuk menyelidiki dan melakukan pelayaran laut, jika terjadi insiden kemaritiman.

Peserta juga akan menggunakan Combined Enterprise Regional Information Exchange System (CENTRIXS) untuk berkomunikasi dan berbagi informasi melalui saluran aman. Sebuah inisiatif berbagi informasi multinasional global, CENTRIXS memungkinkan mitra negara-negara untuk berkomunikasi secara real time selama latihan yang kompleks seperti SEACAT.

"Kita semua perlu berbagi gambaran maritim yang sama, yang dapat kita identifikasi, sesuai tatanan berbasis peraturan. Hukum maritim berdasarkan peraturan membutuhkan kesadaran domain maritim," kata Tynch.

SEACAT, yang dimulai pada tahun 2002 dengan nama "Southeast Asia Cooperation Against Terrorism" diubah namanya pada tahun 2012 untuk memperluas cakupan pelatihan di antara angkatan laut dan penjaga pantai regional, agar tak hanya terbatas pada isu terorisme, namun juga mencakup domain lain seperti: kejahatan lintas batas, perdagangan orang, penangkapan ikan ilegal dan isu kemaritiman lain.

Berkomentarlah Dengan Bijak
EmoticonEmoticon