Tangkap Kapal Buronan Interpol, Komandan dan Awak Kapal TNI AL Dapat Penghargaan

Tangkap Kapal Buronan Interpol, Komandan dan Awak Kapal TNI AL Dapat Penghargaan


Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) Laksamana Muda TNI Yudo Margono memberikan penghargaan kepada komandan serta seluruh awak Kapal TNI AL Simeulue. Awak kapal Simeulue berhasil menyergap dan mengamankan kapal buronan Interpol, STS-50, di perairan tenggara Pulau Weh, Provinsi Aceh, Jumat (6/4/2018) lalu.

"Alhamdulilah kita berhasil menangkap kapal tersebut. Untuk itu, keberhasilan para prajurit patut diapresiasi karena kemampuan dan profesionalisme mereka dalam melaksanakan tugas," ujar Yudo sebagaimana dikutip dari siaran pers resmi Koarmabar, Selasa (10/4/2018). Yudo menceritakan kembali bagaimana Koarmabar berhasil mengamankan kapal tersebut.
Tangkap Kapal Buronan Interpol, Komandan dan Awak Kapal TNI AL Dapat Penghargaan FABIAN
Awalnya, TNI AL satuan Koarmabar dan Satgas 115 menerima informasi dari Interpol bahwa kapal buruannya, STS-50, akan mengarungi perairan Indonesia. Tepatnya di sebelah utara Sabang, Aceh. STS-50 atau yang memiliki nama lain 'Sea Breeze' atau 'Andrey Dolgov' berlayar dari perairan Madagascar menuju ke Korea. Kapal itu direncanakan melintasi Samudera Hindia dan Selat Malaka agar mudah mengisi bahan bakar. Atas laporan itu, Yudo langsung memerintahkan jajarannya untuk melaksanakan penyekatan, penyergapan, penangkapan dan pemeriksaan atas kapal tersebut.

"Setelah mendapatkan informasi keberadaan kapal target, saya segera memerintahkan unsur-unsur KRI, KAL dan pesawat udara jajaran Koarmabar untuk menyergap dan menangkap target," ujar Yudo. Perintah itu kemudian direspons cepat oleh Komandan Lanal Sabang dengan menurunkan tim WFQR dengan Patkamla KAL Simeulue.

Tidak hanya menyerahkan penghargaan, Pangarmabar juga memimpin patroli udara di sekitar Selat Malaka. Dengan menggunakan pesawat patroli TNI AL jenis Cassa P-852, patroli dimulai dari perairan Aceh Utara menyisir ke Aceh Tenggara dan dilanjutkan ke perairan Pereula-Langsa-Pangkalan Susu dan Ron di Kualanamu, Medan. Pesawat patroli ini memiliki teknologi survaillance system type Thomson, yakni radar yang mampu mendeteksi obyek/kapal dari ketinggian maksimal 5.000 kaki. Data-data yang diperoleh dari radar itu, antara lain haluan obyek, kecepatan dan posisi. Radar juga berfungsi sebagai pemantau cuaca, navigasi dan dapat mengambil gambar obyek dari ketinggian maksimal 5.000 kaki.

"Saya ingin memastikan keadaan dan situasi Selat Malaka dipantau dari udara dalam keadaan aman, tidak ada pelanggaran maupun aktifitas ilegal. Hal ini penting kita lakukan karena kehadiran unsur Koarmabar dalam patroli adalah untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengguna laut," ujar Yudo.

Selama patroli, keadaan Selat Malaka terpantau kondusif. Berdasarkan monitoring MPA menggunakan radar deteksi, tidak ditemukan aktifitas mencurigakan. Hanya terlihat aktifitas rutin pelayaran kapal besar dan nelayan lokal.

Berkomentarlah Dengan Bijak
EmoticonEmoticon